Denmark Kembali Tegaskan Greenland Tidak Dijual, Trump Kesal
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali melancarkan serangan terhadap Denmark. Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen kembali menegaskan bahwa Greenlad tidak dijual.
Trump dalam sebuah pernyataan menuturkan, bahwa apa yang disampaikan Frederiksen adalah sesuatu yang tidak pantas. "Saya pikir pernyataan Perdana Menteri itu tidak baik," kata Trump merujuk kepada Frederiksen.
"Itu pernyataan yang tidak pantas. Yang harus dia lakukan adalah mengatakan bahwa dia tidak akan tertarik. Karena dia tidak berbicara denganku, dia berbicara dengan Amerika Serikat. Kamu tidak berbicara dengan AS dengan cara itu, setidaknya di bawahku," sambungnya, seperti dilansir Xinhua pada Kamis (22/8).
Trump kemudian mengecam Kopenhagen karena tidak menghabiskan cukup banyak uang untuk militer sebagai anggota Organisasi Perjanjian Atlantik Utara atau yang lebih dikenal dengan nama NATO.
"Sebagai catatan, Denmark hanya sebesar 1,35% dari PDB untuk pengeluaran NATO. Mereka adalah negara kaya dan harus sebesar 2%. Negara-negara ini telah setuju untuk membayar satu miliar dolar lebih banyak dari sebelumnya, tetapi masih jauh dari apa yang harus mereka bayar untuk perlindungan militer yang luar biasa yang disediakan," tukasnya.
Sebelumnya, Frederiksen mengatakan bahwa rencana pembelian Greenland tidak masuk akal. Setelah pernyataan itu, Trump memutuskan untuk menunda kunjungan ke Denmark.
Pemerintah Denmark mengaku terkejut dengan penundaan kunjungan ini. Namun, Frederiksen mengatakan hal ini tidak mengubah hubungan kedua negara dan sekali menegaskan bahwa Greenland tidak untuk dijual.
Trump dalam sebuah pernyataan menuturkan, bahwa apa yang disampaikan Frederiksen adalah sesuatu yang tidak pantas. "Saya pikir pernyataan Perdana Menteri itu tidak baik," kata Trump merujuk kepada Frederiksen.
"Itu pernyataan yang tidak pantas. Yang harus dia lakukan adalah mengatakan bahwa dia tidak akan tertarik. Karena dia tidak berbicara denganku, dia berbicara dengan Amerika Serikat. Kamu tidak berbicara dengan AS dengan cara itu, setidaknya di bawahku," sambungnya, seperti dilansir Xinhua pada Kamis (22/8).
Trump kemudian mengecam Kopenhagen karena tidak menghabiskan cukup banyak uang untuk militer sebagai anggota Organisasi Perjanjian Atlantik Utara atau yang lebih dikenal dengan nama NATO.
"Sebagai catatan, Denmark hanya sebesar 1,35% dari PDB untuk pengeluaran NATO. Mereka adalah negara kaya dan harus sebesar 2%. Negara-negara ini telah setuju untuk membayar satu miliar dolar lebih banyak dari sebelumnya, tetapi masih jauh dari apa yang harus mereka bayar untuk perlindungan militer yang luar biasa yang disediakan," tukasnya.
Sebelumnya, Frederiksen mengatakan bahwa rencana pembelian Greenland tidak masuk akal. Setelah pernyataan itu, Trump memutuskan untuk menunda kunjungan ke Denmark.
Pemerintah Denmark mengaku terkejut dengan penundaan kunjungan ini. Namun, Frederiksen mengatakan hal ini tidak mengubah hubungan kedua negara dan sekali menegaskan bahwa Greenland tidak untuk dijual.
(esn)