Keberadaan Pasukan China di Perbatasan Hong Kong Curi Perhatian AS
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinannya terkait gerakan pasukan keamanan China di perbatasan dengan Hong Kong. AS pun mendesak Beijing untuk menghormati otonomi wilayah di saat berlanjutnya aksi protes pro demokrasi.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyuarakan keprihatinan tentang erosi terus menerus otonomi Hong Kong. Ia pun menyatakan dukungan untuk kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai di wilayah itu.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan laporan gerakan paramiliter China di sepanjang perbatasan Hong Kong," kata juru bicara itu, yang tidak mau disebutkan namanya, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (15/8/2019).
Dia mengatakan penting bagi pemerintah Hong Kong untuk menghormati kebebasan berbicara dan berkumpul secara damai dan bagi Beijing mematuhi komitmennya untuk memungkinkan otonomi tingkat tinggi di Hong Kong.
Ia mengatakan aksi protes mencerminkan keprihatinan yang luas dan sah tentang erosi otonomi Hong Kong.
"Berlanjutnya erosi otonomi Hong Kong membahayakan status khusus yang telah lama terjalin dalam urusan internasional," ujarnya.
Seorang pejabat AS mengatakan Beijing telah menempatkan sejumlah besar paramiliter Polisi Rakyat Bersenjata dekat dan tidak jauh dari Hong Kong, tetapi mengatakan tidak ada tanda-tanda mereka bergerak menuju perbatasan.
"Jumlah personel 'dalam ribuan'," kata pejabat itu, yang tidak ingin diidentifikasi, dan tujuannya adalah untuk mengintimidasi para pengunjuk rasa.
Dia mengatakan aksi protes belum mencapai tingkat yang akan memaksa Beijing untuk mengirim mereka masuk. "Saya kira mereka belum mencapai titik kritis," kata pejabat itu.
"Mereka telah meningkatkan pelatihan dan membuat semuanya terlihat jelas," ujarnya.
"Tidak ada indikator baru-baru ini yang mereka persiapkan untuk penempatan," ia menambahkan.
Sebelumnya Global Times, media yang dikelola pemerintah China, melaporkan bahwa Polisi Rakyat Bersenjata telah berkumpul di Shenzhen, sebuah kota yang berbatasan dengan Hong Kong.
Mereka mengutip video yang diperolehnya yang memperlihatkan banyak pengangkut personel lapis baja (APC), truk dan kendaraan lain di jalan bebas hambatan menuju ke arah Shenzhen selama akhir pekan. Disebutkan bahwa peran pasukan paramiliter adalah berurusan dengan pemberontakan, kerusuhan, insiden kekerasan dan ilegal yang serius, serangan teroris dan insiden keamanan sosial lainnya. (Baca juga: China Kerahkan Tank dan Kendaraan Lapis ke Dekat Hong Kong )
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyuarakan keprihatinan tentang erosi terus menerus otonomi Hong Kong. Ia pun menyatakan dukungan untuk kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai di wilayah itu.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan laporan gerakan paramiliter China di sepanjang perbatasan Hong Kong," kata juru bicara itu, yang tidak mau disebutkan namanya, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (15/8/2019).
Dia mengatakan penting bagi pemerintah Hong Kong untuk menghormati kebebasan berbicara dan berkumpul secara damai dan bagi Beijing mematuhi komitmennya untuk memungkinkan otonomi tingkat tinggi di Hong Kong.
Ia mengatakan aksi protes mencerminkan keprihatinan yang luas dan sah tentang erosi otonomi Hong Kong.
"Berlanjutnya erosi otonomi Hong Kong membahayakan status khusus yang telah lama terjalin dalam urusan internasional," ujarnya.
Seorang pejabat AS mengatakan Beijing telah menempatkan sejumlah besar paramiliter Polisi Rakyat Bersenjata dekat dan tidak jauh dari Hong Kong, tetapi mengatakan tidak ada tanda-tanda mereka bergerak menuju perbatasan.
"Jumlah personel 'dalam ribuan'," kata pejabat itu, yang tidak ingin diidentifikasi, dan tujuannya adalah untuk mengintimidasi para pengunjuk rasa.
Dia mengatakan aksi protes belum mencapai tingkat yang akan memaksa Beijing untuk mengirim mereka masuk. "Saya kira mereka belum mencapai titik kritis," kata pejabat itu.
"Mereka telah meningkatkan pelatihan dan membuat semuanya terlihat jelas," ujarnya.
"Tidak ada indikator baru-baru ini yang mereka persiapkan untuk penempatan," ia menambahkan.
Sebelumnya Global Times, media yang dikelola pemerintah China, melaporkan bahwa Polisi Rakyat Bersenjata telah berkumpul di Shenzhen, sebuah kota yang berbatasan dengan Hong Kong.
Mereka mengutip video yang diperolehnya yang memperlihatkan banyak pengangkut personel lapis baja (APC), truk dan kendaraan lain di jalan bebas hambatan menuju ke arah Shenzhen selama akhir pekan. Disebutkan bahwa peran pasukan paramiliter adalah berurusan dengan pemberontakan, kerusuhan, insiden kekerasan dan ilegal yang serius, serangan teroris dan insiden keamanan sosial lainnya. (Baca juga: China Kerahkan Tank dan Kendaraan Lapis ke Dekat Hong Kong )
(ian)