Media China Sebut Pompeo Orang Munafik yang Sombong

Jum'at, 29 Mei 2020 - 01:19 WIB
loading...
Media China Sebut Pompeo...
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Foto/Reuters
A A A
BEIJING - Media milik pemerintah China menyerang Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo yang berkomentar tentang situasi di Hong Kong. Mantan direktur FBI itu disebut sebagai seorang yang sombong dan hilang akal saat menggambarkan AS sebagai negara yang narsis.

Editor Global Times, Hu Xijin, dalam editorialnya menyebut Pompeo telah membuat pernyataan yang sombong, hilang akal terkait otonomi Hong Kong. Artikel itu berpendapat bahwa menteri luar negeri AS itu mewakili geopolitik AS yang histeris terhadap semua yang ada hubungannya dengan China.

"Apakah otonomi tingkat tinggi yang dimiliki Hong Kong harus ditentukan oleh AS di Washington terlalu narsis. Politisi AS seperti Pompeo dengan sombong percaya bahwa nasib Hong Kong ada di tangan mereka," tulis Xijin.

"AS adalah negara adidaya, tetapi kekuatan nasionalnya telah melemah dalam beberapa tahun terakhir karena perang dagang dan omong kosong yang mereka dorong ini. Sekarang, sakit parah. Pompeo lebih baik memakai topeng di wajahnya sebelum dia berbicara dengan liar," editor itu menegaskan seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (29/5/2020).

Newsweek menghubungi Departemen Luar Negeri dan Kedutaan Besar China di Washington, untuk memberikan tanggapan, tetapi mereka tidak menanggapi sebelum dipublikasikan.

Sebelumnya Menlu AS Mike Pompeo menyatakan Hong Kong tak lagi layak mendapat status khusus berdasarkan Undang-undang (UU) AS.

"Setelah mempelajari dengan hati-hati perkembangan selama periode pelaporan, saya menyatakan kepada Kongres hari ini bahwa Hong Kong tidak memberikan jaminan perlakuan yang sesuai dengan hukum Amerika Serikat dengan cara yang sama seperti hukum AS terapkan ke Hong Kong sebelum Juli 1997," kata Pompeo dalam sebuah Pernyataan hari Rabu.

"Tidak ada alasan yang dapat menyatakan hari ini bahwa Hong Kong mempertahankan otonomi tingkat tinggi dari China, mengingat fakta di lapangan," tambahnya. (Baca: Pompeo: Hong Kong Tak Lagi Layak Dapat Status Khusus AS )

Pernyataan Pompeo ini datang ketika China bertujuan untuk menerapkan undang-undang keamanan nasional baru di Hong Kong. Menurut para kritikus pemberlakukan undang-undang ini akan mengakhiri kebijakan "satu negara, dua sistem" yang diberlakukan setelah wilayah administratif khusus itu diserahkan Inggris ke Beijing pada tahun 1997.

Inggris, Kanada dan Australia juga sangat kritis terhadap upaya Cina, yang para analis peringatkan akan menghambat kebebasan relatif yang dinikmati warga Hong Kong selama beberapa dekade.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Ini Respons Huawei atas...
Ini Respons Huawei atas Tuduhan Suap pada Parlemen Eropa
Iran Terbuka untuk Pembatasan...
Iran Terbuka untuk Pembatasan Pengayaan Uranium Sementara
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah
Arab Saudi Teken Kesepakatan...
Arab Saudi Teken Kesepakatan Lebih dari Rp4.982 Triliun dengan AS
Di Arab Saudi, Trump...
Di Arab Saudi, Trump Tegaskan Warga Gaza Berhak Dapat Masa Depan yang Jauh Lebih Baik
Bawa Permen Ganja dari...
Bawa Permen Ganja dari Thailand, Pebasket AS Ditangkap Polisi
AS dan Indonesia Gelar...
AS dan Indonesia Gelar Misi Investigasi Cari Anggota Militer Amerika yang Hilang Saat PD II
Artis Hollywood dan...
Artis Hollywood dan Tokoh Film Dunia Ramai-Ramai Kecam Genosida Israel di Gaza
Rekomendasi
David Singleton Ditunjuk...
David Singleton Ditunjuk Jadi Pelatih Timnas Basket Indonesia, Apa Targetnya?
Paradigma Hak Asasi...
Paradigma Hak Asasi Manusia di Indonesia Berasaskan Pancasila
KAI Gandeng Jerman Percepat...
KAI Gandeng Jerman Percepat Digitalisasi dan Transportasi Hijau
Berita Terkini
Perbandingan Jumlah...
Perbandingan Jumlah Umat Muslim di Pakistan Vs India
Ini Cara Unik Pangeran...
Ini Cara Unik Pangeran MBS Menyenangkan Donald Trump
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Agama Penduduk Kashmir...
Agama Penduduk Kashmir dan Persentasenya
Pakistan dan India Bertukar...
Pakistan dan India Bertukar Tahanan di Perbatasan, Siapa yang Dibebaskan?
Tahun Lalu Kepalanya...
Tahun Lalu Kepalanya Dihargai Rp165 Miliar oleh AS, Kini Justru Berjabat Tangan dengan Trump
Infografis
25 Drone Kamikaze yang...
25 Drone Kamikaze yang Dioperasikan India Ditembak Jatuh Pakistan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved