Parlemen Israel Ketakutan dengan Resolusi Pendirian Negara Palestina
A
A
A
WASHINGTON - Hampir dua lusin anggota Parlemen atau Knesset Israel mengirim surat kepada Kongres Amerika Serikat (AS) yang berisi ucapan terima kasih atas resolusi baru-baru ini yang menentang upaya internasional untuk memboikot Israel. Namun, resolusi itu juga membuat mereka ketakutan karena mendukung gagasan "solusi dua negara" yang berarti pendirian Negara Palestina.
Fox News, dalam laporannya yang dilansir Selasa (13/8/2019), mengklain telah memperoleh surat Knesset Israel tertanggal 8 Agustus tersebut. Dalam surat itu, Parlemen Israel mengatakan pendirian Negara Palestina jauh lebih berbahaya ketimbang menentang gerakan internasional boikot, divestasi dan sanksi (BDS) terhadap negara Yahudi tersebut.
Kongres atau Parlemen AS menyetujui resolusi bipartisan bulan lalu yang menentang gerakan BDS yang pro-Palestina ketika kubu Partai Demokrat mencoba untuk memadamkan retorika politik yang semakin memanas mengenai perbedaan dengan Israel.
Resolusi itu menentang gerakan BDS dan upayanya untuk menargetkan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang melakukan bisnis dengan Israel. Gerakan ini telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, dan banyak pendukung Israel telah melihatnya sebagai upaya untuk mendelegitimasi negara Yahudi.
"Kami, anggota Parlemen Israel (Knesset), ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan Anda yang berkelanjutan terhadap Israel, terutama memerangi upaya untuk mendelegitimasi Israel dan melawan gerakan global boikot, divestasi dan sanksi (BDS)," bunyi surat Knesset.
Selanjutnya, surat itu membahas keprihatinan tentang resolusi yang disetujui Kongres Amerika.
"Kami percaya itu mengandung kesalahan besar karena itu mengungkapkan, antara lain, dukungan untuk apa yang disebut 'Solusi Dua Negara', yang berarti pembentukan 'Negara Palestina' di jantung kecil Israel," lanjut surat Knesset.
"Kami ingin memperjelas posisi kami bahwa pendirian Negara Palestina akan jauh lebih berbahaya bagi Israel daripada BDS."
Surat itu kemudian menguraikan beberapa alasan, termasuk masalah keamanan.
"Pembentukan negara Arab tambahan (yang disebut Palestina) di kawasan itu akan sangat merusak keamanan nasional Israel dan Amerika Serikat," imbuh surat Knesset. "Negara seperti itu tidak diragukan lagi akan menjadi teroris yang disfungsional. Negara, yang akan menjauhkan perdamaian dan merusak stabilitas di Timur Tengah."
Surat tersebut ditandatangani oleh 21 anggota Knesset Israel termasuk mantan pejabat keamanan.
Para anggota Kongres Amerika belum bersedia berkomentar atas reaksi Knesset Israel.
"Solusi dua negara tetap merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina secara adil dan memastikan masa depan bagi dua orang yang hidup berdampingan dalam perdamaian, keamanan dan kemakmuran," bunyi resolusi Kongres Amerika.
"Dengan menolak klaim Yahudi atas Tanah Air, gerakan BDS pada dasarnya tidak sesuai dengan solusi dua negara dan mendorong penyebab perdamaian bagi Israel dan Palestina semakin jauh dari jangkauan. Resolusi ini menjelaskan bahwa Kongres tetap berkomitmen pada solusi dua negara dan menentang upaya zero-sum untuk mendelegitimasi negara Israel."
Resolusi itu lolos perbandingan suara 398: 17. Anggota Kongres Ilhan Omar, Rashida Tlaib, Alexandria Ocasio-Cortez, adalah beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat yang memilih menentang resolusi.
Fox News, dalam laporannya yang dilansir Selasa (13/8/2019), mengklain telah memperoleh surat Knesset Israel tertanggal 8 Agustus tersebut. Dalam surat itu, Parlemen Israel mengatakan pendirian Negara Palestina jauh lebih berbahaya ketimbang menentang gerakan internasional boikot, divestasi dan sanksi (BDS) terhadap negara Yahudi tersebut.
Kongres atau Parlemen AS menyetujui resolusi bipartisan bulan lalu yang menentang gerakan BDS yang pro-Palestina ketika kubu Partai Demokrat mencoba untuk memadamkan retorika politik yang semakin memanas mengenai perbedaan dengan Israel.
Resolusi itu menentang gerakan BDS dan upayanya untuk menargetkan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang melakukan bisnis dengan Israel. Gerakan ini telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, dan banyak pendukung Israel telah melihatnya sebagai upaya untuk mendelegitimasi negara Yahudi.
"Kami, anggota Parlemen Israel (Knesset), ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan Anda yang berkelanjutan terhadap Israel, terutama memerangi upaya untuk mendelegitimasi Israel dan melawan gerakan global boikot, divestasi dan sanksi (BDS)," bunyi surat Knesset.
Selanjutnya, surat itu membahas keprihatinan tentang resolusi yang disetujui Kongres Amerika.
"Kami percaya itu mengandung kesalahan besar karena itu mengungkapkan, antara lain, dukungan untuk apa yang disebut 'Solusi Dua Negara', yang berarti pembentukan 'Negara Palestina' di jantung kecil Israel," lanjut surat Knesset.
"Kami ingin memperjelas posisi kami bahwa pendirian Negara Palestina akan jauh lebih berbahaya bagi Israel daripada BDS."
Surat itu kemudian menguraikan beberapa alasan, termasuk masalah keamanan.
"Pembentukan negara Arab tambahan (yang disebut Palestina) di kawasan itu akan sangat merusak keamanan nasional Israel dan Amerika Serikat," imbuh surat Knesset. "Negara seperti itu tidak diragukan lagi akan menjadi teroris yang disfungsional. Negara, yang akan menjauhkan perdamaian dan merusak stabilitas di Timur Tengah."
Surat tersebut ditandatangani oleh 21 anggota Knesset Israel termasuk mantan pejabat keamanan.
Para anggota Kongres Amerika belum bersedia berkomentar atas reaksi Knesset Israel.
"Solusi dua negara tetap merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina secara adil dan memastikan masa depan bagi dua orang yang hidup berdampingan dalam perdamaian, keamanan dan kemakmuran," bunyi resolusi Kongres Amerika.
"Dengan menolak klaim Yahudi atas Tanah Air, gerakan BDS pada dasarnya tidak sesuai dengan solusi dua negara dan mendorong penyebab perdamaian bagi Israel dan Palestina semakin jauh dari jangkauan. Resolusi ini menjelaskan bahwa Kongres tetap berkomitmen pada solusi dua negara dan menentang upaya zero-sum untuk mendelegitimasi negara Israel."
Resolusi itu lolos perbandingan suara 398: 17. Anggota Kongres Ilhan Omar, Rashida Tlaib, Alexandria Ocasio-Cortez, adalah beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat yang memilih menentang resolusi.
(mas)