Aparat India Blokade Kashmir Selama Libur Idul Adha
A
A
A
SRINAGAR - Pasukan keamanan India terus memperketat pengawasan atas Kashmir, usai pencabutan status khusus bagi wilayah itu. Selama libur Idul Adha, sebagian besar wilayah Srinagar, kota terbesar di Kashmir, diblokir oleh aparat India.
Seperti dilaporkan Reuters, banyak orang yang berupaya memasuki Srinagar sepanjang akhir pekan lalu, terhalang oleh blokade yang dipasang pasukan keamanan India. Di Srinagar, beberapa masjid utama dan situs keagamaan, termasuk masjid Masjid Jamia yang berkapasitas lebih dari 30.000 jamaah, ditutup. Para jamaah diimbau untuk menghadiri sholat di masjid-masjid kecil di dekat tempat mereka tinggal.
"Di Srinagar, dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan teroris, militan, dan unsur-unsur jahat yang mencoba mengganggu ketertiban umum dan perdamaian, pembatasan yang wajar diberlakukan pada pertemuan besar di daerah-daerah sensitif," kata Kementerian Dalam Negeri India.
Walau ada pembatasan, orang-orang masih berkumpul di masjid-masjid dalam jumlah besar di Kashmir pada Senin (12/8). Meski demikian, keheningan tetap terasa di jalan-jalan kota, kondisi yang tidak pernah terjadi sebelumnya saat perayaan Idul Adha. Bahkan daerah-daerah yang paling terkenal, seperti alun-alun kota, Lal Chowk, yang seharusnya dipenuhi orang-orang, kini kosong.
Toko-toko ditutup, daun jendela dan dinding ditulisi grafiti anti-India, seperti “Go India, Go Back” dan “We Want Freedom”. Beberapa pejabat paramiliter dan polisi India menyebut pembatasan itu sebagai "jam malam". Namun, sikap resmi pemerintah India adalah bahwa memang ada pembatasan, tetapi tidak ada jam malam.
Pembatasan yang dilakukan di Srinagar adalah yang paling ketat dibanding kota lain di wilayah Kashmir. Polisi dan pasukan keamanan India dengan pakaian anti huru hara nampak berpatroli di jalan-jalan. Nampak pula barikade kawat berduri ditempatkan di sejumlah sudut kota.
Seperti dilaporkan Reuters, banyak orang yang berupaya memasuki Srinagar sepanjang akhir pekan lalu, terhalang oleh blokade yang dipasang pasukan keamanan India. Di Srinagar, beberapa masjid utama dan situs keagamaan, termasuk masjid Masjid Jamia yang berkapasitas lebih dari 30.000 jamaah, ditutup. Para jamaah diimbau untuk menghadiri sholat di masjid-masjid kecil di dekat tempat mereka tinggal.
"Di Srinagar, dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan teroris, militan, dan unsur-unsur jahat yang mencoba mengganggu ketertiban umum dan perdamaian, pembatasan yang wajar diberlakukan pada pertemuan besar di daerah-daerah sensitif," kata Kementerian Dalam Negeri India.
Walau ada pembatasan, orang-orang masih berkumpul di masjid-masjid dalam jumlah besar di Kashmir pada Senin (12/8). Meski demikian, keheningan tetap terasa di jalan-jalan kota, kondisi yang tidak pernah terjadi sebelumnya saat perayaan Idul Adha. Bahkan daerah-daerah yang paling terkenal, seperti alun-alun kota, Lal Chowk, yang seharusnya dipenuhi orang-orang, kini kosong.
Toko-toko ditutup, daun jendela dan dinding ditulisi grafiti anti-India, seperti “Go India, Go Back” dan “We Want Freedom”. Beberapa pejabat paramiliter dan polisi India menyebut pembatasan itu sebagai "jam malam". Namun, sikap resmi pemerintah India adalah bahwa memang ada pembatasan, tetapi tidak ada jam malam.
Pembatasan yang dilakukan di Srinagar adalah yang paling ketat dibanding kota lain di wilayah Kashmir. Polisi dan pasukan keamanan India dengan pakaian anti huru hara nampak berpatroli di jalan-jalan. Nampak pula barikade kawat berduri ditempatkan di sejumlah sudut kota.
(esn)