Pasukan India Habisi Komandan Top Milisi Kashmir dan Ajudannya

Kamis, 07 Mei 2020 - 21:31 WIB
loading...
Pasukan India Habisi...
Riyaz Naikoo, 35, komandan kelompok milisi terbesar Kashmir; Hizbul Mujahideen, tewas dibunuh pasukan India. Foto/Deccan Herald
A A A
NEW DELHI - Pasukan polisi dan tentara India telah membunuh seorang komandan utama milisi Kashmir dan ajudannya dalam operasi di Awantipora di Kashmir selatan, Selasa malam.

Komandan milisi yang tewas adalah Riyaz Naikoo, 35. Dia merupakan kepala operasi kelompok Hizbul Muhahideen, sebuah kelompok milisi pribumi terbesar di kawasan tersebut. Kelompok Hizbul Mujahideen telah memelopori pemberontakan bersenjata melawan pemerintahan India.

Beberapa pejabat keamanan New Delhi dan beberapa anggota Partai Bharatiya Janata yang berkuasa menyambut kematian Naikoo sebagai kemenangan besar. Namun, pembunuhan itu berpotensi memicu lebih banyak kerusuhan di Kashmir.

Naikoo, seorang mantan guru matematika, adalah salah satu militan yang paling diburu pasukan India di kawasan itu. Dia menjadi terkenal setelah pemberontakan 2016 menyusul pembunuhan pemimpin karismatik kelompok itu, Burhan Wani.

Setelah kematian Wani, Naikoo membantu menghidupkan lagi gerakan militan dan mempersatukan faksi-faksi sempalan di Kashmir.

Dalam melancarkan operasi di Awantipoa pada Selasa malam, polisi dan tentara India menggunakan kendaraan lapis baja. Menurut penduduk setempat, yang dikutip The Guardian, Kamis (7/5/2020), pasukan India juga menggunakan alat berat earth movers untuk menggali bidang tanah, termasuk taman bermain sekolah dan memburu tempat persembunyian bawah tanah.

Tentara meledakkan setidaknya dua rumah warga sipil dengan bahan peledak, sebuah taktik umum yang digunakan oleh pasukan India di Kashmir.

Menurut polisi India, ketika pasukan pemerintah memulai pencarian dari rumah ke rumah di daerah itu, pasukan mendapat tembakan dari kubu pemberontak. Naikoo dan seorang militan lainnya tewas dalam baku tembak selanjutnya.

Pasukan pemerintah menembakkan peluru, pelet senapan dan gas air mata terhadap massa demonstran anti-India yang dimulai tak lama setelah berita tentang pembunuhan Naikoo menyebar. Menurut penduduk setempat dan petugas medis, setidaknya selusin warga sipil terluka dalam bentrokan itu.

Pihak berwenang tidak menyerahkan jasad dua milisi yang terbunuh kepada keluarga mereka sejalan dengan kebijakan pemerintah baru yang dirancang untuk menggagalkan pemakaman berskala besar yang telah menjadi norma dan titik berkumpul bagi protes anti-India.

Pihak berwenang juga memblokir layanan internet seluler, sebuah taktik umum India di wilayah itu ketika pertempuran seperti itu meletus. Ketika pertempuran berlanjut dan tersebar kabar bahwa Naikoo terjebak, mereka juga menghentikan layanan telepon seluler.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2258 seconds (0.1#10.140)