Tunisia Larang Penggunaan Cadar
A
A
A
TUNIS - Perdana Menteri Tunisia Youssef Chahed melarang pemakaian niqab atau cadar di lembaga-lembaga publik karena alasan keamanan. Keputusan diambil itu menyusul aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang militan buronan di Ibu Kota Tunis.Saksi mata mengatakan pelaku bom bunuh diri, yang melakukan aksinya pada Selasa lalu, menyamar dengan menggunakan cadar. Namun Kementerian Dalam Negeri Tunisia membantahnya.
Aksi bom bunuh diri itu adalah insiden ketiga dalam seminggu dan terjadi ketika Tunisia bersiap untuk pemilu pada musim gugur mendatang. Aksi itu juga terjadi pada puncak musim turis di mana negara itu berharap dapat terjadi peningkatan jumlah pelancong. Negara Islam atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ketiga serangan itu.
"Chahed menandatangani dekrit pemerintah yang melarang siapa pun menyembunyikan wajahnya dari akses keamanan ke kantor lembaga publik, administrasi, institusi, untuk alasan keamanan," ucap sebuah sumber resmi yang dikutip Independent dari Reuters, Jumat (5/7/2019).
Pada tahun 2011, perempuan diizinkan untuk mengenakan jilbab dan cadar di Tunisia setelah larangan selama puluhan tahun di bawah presiden sekuler Zine El Abidine Ben Ali dan Habib Bourguiba, yang menolak semua bentuk pakaian Islami.
Tunisia telah memerangi kelompok-kelompok militan yang beroperasi di daerah-daerah terpencil di dekat perbatasannya dengan Aljazair sejak pemberontakan menggulingkan Ben Ali pada 2011.
Tunisia adalah salah satu dari sedikit negara di kawasan tempat kelompok Islamis berbagi kekuasaan dengan partai-partai sekuler.
Aksi bom bunuh diri itu adalah insiden ketiga dalam seminggu dan terjadi ketika Tunisia bersiap untuk pemilu pada musim gugur mendatang. Aksi itu juga terjadi pada puncak musim turis di mana negara itu berharap dapat terjadi peningkatan jumlah pelancong. Negara Islam atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ketiga serangan itu.
"Chahed menandatangani dekrit pemerintah yang melarang siapa pun menyembunyikan wajahnya dari akses keamanan ke kantor lembaga publik, administrasi, institusi, untuk alasan keamanan," ucap sebuah sumber resmi yang dikutip Independent dari Reuters, Jumat (5/7/2019).
Pada tahun 2011, perempuan diizinkan untuk mengenakan jilbab dan cadar di Tunisia setelah larangan selama puluhan tahun di bawah presiden sekuler Zine El Abidine Ben Ali dan Habib Bourguiba, yang menolak semua bentuk pakaian Islami.
Tunisia telah memerangi kelompok-kelompok militan yang beroperasi di daerah-daerah terpencil di dekat perbatasannya dengan Aljazair sejak pemberontakan menggulingkan Ben Ali pada 2011.
Tunisia adalah salah satu dari sedikit negara di kawasan tempat kelompok Islamis berbagi kekuasaan dengan partai-partai sekuler.
(ian)