Turki: Tidak Ada Kesepakatan Damai Tanpa Negara Palestina Merdeka
A
A
A
JEDDAH - Kesepakatan damai apa pun yang tidak mempertimbangkan pembentukan negara Palestina merdeka pasti akan ditolak. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.
"Sepanjang kepemimpinan kami, kami melakukan upaya untuk membela hak-hak Palestina sebagai tujuan bersama kami," ujar Cavusoglu pada pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi.
Cavusoglu mengatakan, lebih penting dari sebelumnya untuk menyatukan kekuatan dan upaya negara-negara OKI untuk pembentukan Palestina yang merdeka, berdaulat, dan berdampingan.
"Ini adalah tanggung jawab yang menjadi tanggung jawab utama kita," tegasnya seperti dilansir dari Anadolu, Kamis (30/5/2019).
Dia menekankan bahwa semua negara anggota perlu memperbarui komitmen mereka untuk mempertahankan status Yerusalem dan menekankan hal itu akan tetap menjadi garis merah.
"Karena itu saya yakin bahwa setiap perjanjian damai yang tidak mempertimbangkan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Al-Quds Al-Sharif sebagai ibukotanya pasti akan ditolak oleh komunitas OKI," ucap Cavusoglu.
Cavusoglu juga mengatakan Turki bekerja keras untuk mengatasi tantangan besar lain yang dihadapi umat Islam di seluruh dunia selama kepemimpinannya di OKI.
"Namun, kami masih berada pada tahap awal dari perjuangan panjang melawan Islamofobia dan ideologi beracun di baliknya," tambahnya.
Setelah pertemuan itu, Turki menyerahkan Ketua KTT OKI ke Arab Saudi.
"Sepanjang kepemimpinan kami, kami melakukan upaya untuk membela hak-hak Palestina sebagai tujuan bersama kami," ujar Cavusoglu pada pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi.
Cavusoglu mengatakan, lebih penting dari sebelumnya untuk menyatukan kekuatan dan upaya negara-negara OKI untuk pembentukan Palestina yang merdeka, berdaulat, dan berdampingan.
"Ini adalah tanggung jawab yang menjadi tanggung jawab utama kita," tegasnya seperti dilansir dari Anadolu, Kamis (30/5/2019).
Dia menekankan bahwa semua negara anggota perlu memperbarui komitmen mereka untuk mempertahankan status Yerusalem dan menekankan hal itu akan tetap menjadi garis merah.
"Karena itu saya yakin bahwa setiap perjanjian damai yang tidak mempertimbangkan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Al-Quds Al-Sharif sebagai ibukotanya pasti akan ditolak oleh komunitas OKI," ucap Cavusoglu.
Cavusoglu juga mengatakan Turki bekerja keras untuk mengatasi tantangan besar lain yang dihadapi umat Islam di seluruh dunia selama kepemimpinannya di OKI.
"Namun, kami masih berada pada tahap awal dari perjuangan panjang melawan Islamofobia dan ideologi beracun di baliknya," tambahnya.
Setelah pertemuan itu, Turki menyerahkan Ketua KTT OKI ke Arab Saudi.
(ian)