Palestina Tolak Hadiri Konferensi Internasional Bikinan AS
A
A
A
RAMALLAH - Palestina menegaskan mereka menolak konferensi internasional yang digelar oleh Amerika Serikat (AS) di Bahrain pada Juni mendatang. Ramallah mengatakan, tidak akan ada perwakilan Palestina dalam pertemuan itu.
Menteri Pembangunan Sosial Palestina, Ahhmed Majdalani mengatakan, setiap warga Palestina yang menghadiri pertemuan yang akan berlangsung di Ibu Kota Bahrain, Manama itu akan dianggap sebagai sekutu AS dan Israel.
"Tidak ada warga Palestina yang akan berpartisipasi dalam konferensi Manama. Setiap orang Palestina yang ambil bagian akan menjadi kolaborator bagi AS dan Israel," kata Majdalani, seperti dilansir Reuters pada Selasa (21/5).
Sebelumnya, Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh menyatakan, pemerintah Palestina tidak diajak berkonsultasi oleh AS mengenai konferensi internasional di Bahrain. "Pemerintah AS tidak berkonsultasi tentang pertemuan yang dilaporkan, tidak tentang konten, maupun hasil atau waktu," kata Shtayyeh.
Gedung Putih mengatakan, konferensi itu dimaksudkan untuk mendorong investasi di wilayah Palestina, sebagai bagian pertama dari rencana perdamaian Timur Presiden AS, Donald Trump.
Gedung Putih akan memfasilitasi diskusi mengenai visi ambisius untuk rakyat Palestina dan kawasan, termasuk peningkatan tata kelola ekonomi, pengembangan sumber daya manusia, dan fasilitasi pertumbuhan sektor swasta.
Menteri Pembangunan Sosial Palestina, Ahhmed Majdalani mengatakan, setiap warga Palestina yang menghadiri pertemuan yang akan berlangsung di Ibu Kota Bahrain, Manama itu akan dianggap sebagai sekutu AS dan Israel.
"Tidak ada warga Palestina yang akan berpartisipasi dalam konferensi Manama. Setiap orang Palestina yang ambil bagian akan menjadi kolaborator bagi AS dan Israel," kata Majdalani, seperti dilansir Reuters pada Selasa (21/5).
Sebelumnya, Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh menyatakan, pemerintah Palestina tidak diajak berkonsultasi oleh AS mengenai konferensi internasional di Bahrain. "Pemerintah AS tidak berkonsultasi tentang pertemuan yang dilaporkan, tidak tentang konten, maupun hasil atau waktu," kata Shtayyeh.
Gedung Putih mengatakan, konferensi itu dimaksudkan untuk mendorong investasi di wilayah Palestina, sebagai bagian pertama dari rencana perdamaian Timur Presiden AS, Donald Trump.
Gedung Putih akan memfasilitasi diskusi mengenai visi ambisius untuk rakyat Palestina dan kawasan, termasuk peningkatan tata kelola ekonomi, pengembangan sumber daya manusia, dan fasilitasi pertumbuhan sektor swasta.
(esn)