Keluarga Korban Kecelakaan Ethiopian Airlines yang Menggugat Boeing Bertambah

Selasa, 30 April 2019 - 12:38 WIB
Keluarga Korban Kecelakaan...
Keluarga Korban Kecelakaan Ethiopian Airlines yang Menggugat Boeing Bertambah
A A A
CHICAGO - Keluarga korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines yang mengajukan gugatan kepada Boeing bertambah. Terbaru, dua keluarga korban kecelakaan yang menewaskan 346 itu mengajukan gugatan bersamaan ketika Boeing mengadakan pertemuan pemegang saham di Teater James Simpson di Field Museum of Natural History di pusat kota Chicago.

Penggugat, Manant Vaidya, kehilangan ayahnya Pannagesh Bhaskar Vaidya, ibu Hansini Pannagesh Vaidya, saudara perempuan Kosha Pannagesh Vaidya, saudara ipar Preritkumar Dixit dan dua keponakan, Ashka Dixit yang berusia 14 tahun dan Anushka Dixit yang berusia 13 tahun dalam kecelakaan Ethiopian Airlines 302 pada Maret 2019.

Pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 adalah jenis pesawat Boeing 737 Max, tipe pesawat yang sama dengan yang jatuh di Indonesia beberapa bulan sebelumnya. Insiden ini memicu dikandangkannya semua pesawat Boeing 737 Max di seluruh dunia.

"Saya kehilangan tiga generasi keluarga saya, orang tua saya, saudara perempuan saya, keponakan perempuan saya. Jika seseorang kehilangan hanya satu nyawa, seluruh hidup mereka hancur. Tetapi sekarang dengan saya, saya lebih seperti, saya tidak tahu. Saya benar-benar tersesat sekarang," tutur Vaidya pada konferensi pers yang diadakan di ruang Kantor Hukum Clifford di pusat kota Chicago, seperti disitir dari Xinhua, Selasa (30/4/2019).

Penggugat lain, Paul Njoroge, kehilangan istrinya Carolyne Nduta Karanja, ibu mertua Ann Karanja, putranya yang berusia 6 tahun Ryan Njoroge Njuguna, anak perempuannya Kellie W. Pauls yang berusia 4 tahun dan bayi perempuan Rubi W. Pauls yang baru berusia 9 bulan.

"Saya terjaga sepanjang malam sambil menangis, memikirkan kengerian yang harus mereka alami ketika pilot berjuang untuk menjaga pesawat tetap terbang selama enam menit," ujarnya.

"Teror yang dialami istriku dengan Rubi kecil di pangkuannya. Dua anak kami di sampingnya, menangisi ayah mereka, ibu mertuaku, merasa tidak berdaya, enam menit itu akan selamanya tertanam dalam pikiranku. Saya tidak ada di sana untuk membantu mereka. Saya tidak bisa menyelamatkan mereka," ucapnya lirih.

Njoroge tersedak beberapa kali ketika membaca pernyataannya, Vaidya berdiri dan berjalan untuk menepuk punggungnya pada satu titik.

Kevin Durkin, seorang mitra di Kantor Hukum Clifford, berjanji bahwa jika Boeing menyangkal kelalaiannya dalam kecelakaan itu, perusahaannya akan mencari setiap email, pesan teks yang ada di antara mereka dan FAA.

Gugatan keluarga korban ini diajukan di pengadilan distrik federal di Chicago.

Ini adalah gugatan keluarga korban Ethiopian Airlines terbaru. Sebelumnya orang tua Samya Stumo pada awal April lalu telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan penerbangan, Boeing Co dan Rosemount Aerospace Inc, yang membuat suku cadang pesawat yang menjadi fokus penyelidikan itu.

Baca Juga: Keluarga Korban Ethiopian Airlines Seret Boeing dan Maskapai ke Meja Hijau

Sementara itu di luar Field Museum ada enam pemrotes membawa foto-foto korban kecelakaan.

Laurie Engel membawa foto-foto Bennet dan Melvin Riffel, dua saudara lelaki dari California Amerika Serikat yang kehilangan nyawanya dalam kecelakaan Maskapai Penerbangan Ethiopia itu. Ia mengatakan kepada Xinhua bahwa dia hanya ingin meningkatkan kesadaran Boeing dan tidak mendahulukan keuntungan orang lain.

Sementara Tarek Milleron, paman Samya Stumo yang berusia 24 tahun yang terbunuh dalam Penerbangan Ethiopian Airlines 302, termasuk di antara demonstran.

Permasalahan pada Sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) diduga telah menjadi biang kerok dalam dua kecelakaan mematikan tersebut.

Dalam pernyataan tertulis yang diterbitkan sebelumnya, Presiden dan CEO Boeing Dennis Muilenburg mengatakan penyesalannya atas dua kecelakaan mematikan itu.

"Kami di Boeing menyesal atas nyawa yang hilang dalam kecelakaan 737 MAX baru-baru ini. Kami semua merasakan gravitasi yang sangat besar dari peristiwa ini di seluruh perusahaan kami dan mengenali kehancuran keluarga dan teman-teman orang yang dicintai yang binasa," katanya.

"Kami memiliki tim insinyur dan pakar teknis terbaik yang bekerja tanpa lelah dalam kolaborasi dengan Administrasi Penerbangan Federal (AFF) dan pelanggan kami untuk menyelesaikan dan mengimplementasikan pembaruan perangkat lunak yang akan memastikan kecelakaan seperti Lion Air 610 dan Ethiopian Airlines 302 tidak pernah terjadi lagi," bunyi pernyataan itu.

Baca Juga: Sistem MCAS Biang Tragedi Lion Air, Boeing: Maaf untuk Nyawa yang Hilang

Kecelakaan Lion Air 610 pada Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines 302 pada Maret 2019 menjadi berita utama di seluruh dunia, dan akhirnya menyebabkan pesawat Boeing 737 MAX dikandangkan oleh otoritas Eropa, Asia dan Amerika. Nilai saham Boeing jatuh 20 dolar per saham sejak 11 Maret, sehari setelah kecelakaan Ethiopian Airlines, setara dengan penurunan 5 persen dalam harga saham.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1223 seconds (0.1#10.140)