Jejak Kasus yang Membelit Pendiri WikiLeaks Julian Assange

Jum'at, 12 April 2019 - 00:34 WIB
Jejak Kasus yang Membelit...
Jejak Kasus yang Membelit Pendiri WikiLeaks Julian Assange
A A A
LONDON - Pendiri situs pembocor rahasia WikiLeaks, Julian Assange, ditangkap kepolisian London, Inggris, setelah suakanya dicabut pemerintah Ekuador. Ia pun harus bersiap dimajukan ke muka pengadilan jika nantinya diekstradisi ke Amerika Serikat (AS) yang telah lama memburunya.

Assange telah berada di Kedutaan Besar Ekuador di London sejak 2012. Namun kemudian Pemerintah Ekuador mencabut suaka untuk Assange karena berulang kali melanggar konvensi internasional dan protokol koeksistensi yang berujung pada penangkapannya.

Berikut jejak kasus yang membelit Assange, mulai dari diinterogasi di Swedia menjadi tinggal selama bertahun-tahun di kedutaan Ekuador seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (12/4/2019).

2010
31 Agustus:
Polisi Swedia memeriksa Assange terkait dua tuduhan terpisah, satu tuduhan mengenai pemerkosaan dan satu lainnya terkait pelecehan seksual. Assange sendiri membantah tuduhan tersebut.

18 November: Sebuah surat perintah penangkapan internasional dikeluarkan sehingga Assange dapat diinterogasi atas dugaan pemerkosaan, pelecehan seksual dan pemaksaan yang melanggar hukum.

7 Desember: Assange menyerahkan diri ke polisi di London dan ditahan setelah sidang.

16 Desember: Ia kemudian memberikan jaminan bebas bersyarat ke pengadilan tinggi. Uang jaminan sebesar sebesar USD313.650 itu berasal dari pendukungnya.

2011
2 November:
Assange kalah dalam permohonan agar tidak diekstradisi ke Swedia; seorang hakim membantah jika hal itu melanggar hak asasinya.

2012
19 Juni:
Assange memasuki kedutaan Ekuador di London, meminta suaka politik. Kepolisian Inggris mengkonfirmasi bahwa dia dapat ditangkap karena melanggar persyaratan jaminannya.

16 Agustus: Dia diberikan suaka politik oleh Ekuador.

19 Agustus: Assange muncul di balkon kedutaan Ekuador dan menyerukan pemerintah AS untuk "meninggalkan perburuan penyihir" terhadap WikiLeaks.

20 Desember: Dia sekali lagi muncul untuk mengatakan "pintu terbuka" untuk pembicaraan menghindari ekstradisi ke Swedia.

2013
18 Juni:
Assange mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak akan meninggalkan kedutaan bahkan jika tuduhan seks terhadapnya dibatalkan, karena khawatir akan diekstradisi ke AS.

2014
16 Juli:
Seorang hakim di Stockholm mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya karena dugaan pelanggaran seksual terhadap dua wanita. Dia kemudian kalah dalam banding.

2015
13 Maret:
Jaksa Swedia meminta untuk memeriksanya di Kedutaan Ekuador.

13 Agustus: Investigasi terhadap beberapa dugaan pelecehan seksual dibatalkan karena batasan waktu. Namun investigasi terhadap dugaan pemerkosaan tetap berlangsung.

16 Agustus: Menteri Kantor Luar Negeri Inggris Hugo Swire mengatakan keputusan Ekuador untuk menampung Assange di kedutaannya telah mencegah jalan keadilan yang tepat. Ia menyatakan kembali kewajiban hukum Inggris untuk mengekstradisi Assange ke Swedia.

12 Oktober: Polisi Inggris mengakhiri penjagaan 24 jam mereka selama tiga tahun di luar Kedutaan Ekuador. Diperkirakan biayanya lebih dari USD15,6 juta

2016
5 Februari:
Kelompok kerja PBB tentang penahanan sewenang-wenang mengatakan Assange sedang ditahan secara sewenang-wenang, dan menyerukan kepada pihak berwenang untuk mengakhiri perampasan kebebasannya. Bulan berikutnya, pemerintah Inggris meminta peninjauan, mengatakan pendapat itu sangat cacat dimana permintaan ini kemudian ditolak.

20 Juni: Ekuador mengungkapkan pihak berwenang Swedia telah secara resmi meminta untuk mewawancarai Assange.

9 Agustus: Assange mengajukan banding ke pengadilan Swedia, dengan alasan negara tersebut harus mematuhi temuan kelompok kerja PBB.

14 November: Assange ditanyai tentang dugaan kekerasan seksual yang tersisa di Kedutaan Ekuador oleh otoritas Swedia dalam wawancara dua hari.

2017
17 Januari:
Keputusan Barack Obama untuk membebaskan whistleblower, Chelsea Manning, mendorong spekulasi Assange akan mengakhiri pengasingannya.

19 Januari: Assange mengatakan pada konferensi pers bahwa dia mendukung tawaran untuk pergi ke AS, asalkan hak-haknya dihormati.

9 Maret: Mantan pemimpin Partai Kemerdekaan Inggris Raya, UKIP, Nigel Farage, terlihat meninggalkan kedutaan Ekuador.

21 April: Jaksa Agung AS saat itu, Jeff Sessions, mengatakan penangkapan Assange adalah prioritas bagi AS.

19 Mei: Pihak berwenang Swedia tiba-tiba membatalkan penyelidikan dengan tuduhan pemerkosaan.

2018
11 Januari:
Kantor Luar Negeri Inggris menolak permintaan dari pemerintah Ekuador untuk memberikan status diplomatik Assange. Ekuador mengukuhkan negara itu memberikan kewarganegaraan kepada Assange pada bulan Desember atas permintaannya.

13 Februari: Pengadilan Westminster menjunjung tinggi surat perintah penangkapan Assange karena melanggar persyaratan jaminannya. Seorang hakim mendesaknya untuk menunjukkan "keberanian" untuk muncul di pengadilan.

28 Maret: Kedutaan Besar Ekuador menangguhkan akses internet Assange, mengeluh dia mencampuri urusan negara lain.

9 Agustus: Komite Senat AS meminta untuk mewawancarai Assange sebagai bagian dari penyelidikannya atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016.

19 Oktober: Assange menuduh Ekuador melanggar hak dan kebebasan fundamentalnya.

16 November: Departemen Kehakiman AS secara tidak sengaja menyebutkan nama Assange dalam dokumen pengadilan, yang menyatakan bahwa ia mungkin didakwa secara rahasia.

2019
23 Januari:
Pengacara untuk Assange mengatakan mereka mengambil tindakan yang bertujuan untuk membuat pemerintahan Presiden Donald Trump mengungkapkan tuduhan diajukan secara diam-diam.

5 April: Ada laporan yang bertentangan mengenai apakah Assange akan dikeluarkan dari kedutaan.

11 April: Assange ditangkap di kedutaan besar di London setelah status diplomatiknya dicabut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7239 seconds (0.1#10.140)