Jepang Kerahkan Jet Tempur untuk Cegat Pesawat Mata-mata China
A
A
A
TOKYO - Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang (JASDF) mengerahkan jet-jet tempur untuk mencegat pesawat mata-mata Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) China di kawasan Laut Jepang dan Selat Tsushima. Intersepsi atau pencegatan itu berlangsung pada 23 Februari, namun baru diungkap militer Jepang kemarin.
Pesawat militer Beijing yang diintersepsi adalah Shaanxi Y-9JB (GX-8), pesawat mata-mata elektronik. Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan wilayah udara Jepang belum dilanggar dalam kejadian tersebut.
Itu adalah intersepsi pertama yang dialami pesawat China atau Tiongkok dalam delapan minggu terakhir. Pencegatan terakhir terhadap sebuah pesawat militer China terjadi di dekat pulau-pulau Jepang pada 27 Desember, yakni ketika JASDF mencegat sebuah pesawat Y-9JB.
PLAAF dan PLANAF (Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat) biasanya melakukan patroli pengintaian dengan Y-9JBs, varian yang di-upgrade dari pesawat Y-8DZ dan Y-8G generasi pertama China, di atas Laut China Timur dan Laut Jepang dengan interval empat minggu.
Hingga September 2018, total ada 345 intersepsi terhadap pesawat China oleh JASDF untuk tahun ini. Ini merupakan peningkatan dari 58 sorti, dibandingkan dengan tahun fiskal 2017. Di masa lalu, misi China melibatkan pesawat pembom jarak jauh H-6K, pesawat intelijen elektronik Tupolev Tu-154MD, dan jet tempur Sukhoi Su-35.
Menurut media Korea Selatan, seperti halnya misi mata-mata PLAAF yang lalu, Y-9B juga memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea Selatan (KADIZ) pada 23 Februari. "Pesawat memasuki zona identifikasi pertahanan udara negara itu, yang disebut KADIZ, sekitar pukul 08.03 waktu setempat di dekat Pulau Ieo dan keluar pada pukul 08.27," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, dikutip The Diplomat, Selasa (26/2/2019).
"Pesawat itu memasuki kembali KADIZ pada pukul 09.34 pagi di dekat kota tenggara Pohang, dan terbang antara Ulleung dan pulau-pulau paling timur di Dokdo, akhirnya meninggalkan zona pertahanan udara pukul 00.51 malam," lanjut pernyataan tersebut.
KADIZ tidak dianggap sebagai wilayah udara kedaulatan atau teritorial dan bagian dari KADIZ tumpang tindih dengan zona identifikasi pertahanan udara yang diklaim oleh China dan Jepang.
Y-9JB China juga memasuki zona identifikasi pertahanan udara Jepang, namun Kementerian Pertahanan Jepang tidak menyinggungnya.
Awal bulan ini, JASDF mencegat empat pesawat pembom strategis Tupolev Tu-95MS Rusia berkemampuan nuklir dan empat jet tempur sukhoi Su-35S (Flanker-E +) yang terbang dalam dua formasi terpisah di pantai timur dan barat Jepang pada tanggal 15 Februari. Intersepsi itu terjadi setelah tiga setengah minggu Rusia absen patroli udara jarak jauh.
Pesawat militer Beijing yang diintersepsi adalah Shaanxi Y-9JB (GX-8), pesawat mata-mata elektronik. Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan wilayah udara Jepang belum dilanggar dalam kejadian tersebut.
Itu adalah intersepsi pertama yang dialami pesawat China atau Tiongkok dalam delapan minggu terakhir. Pencegatan terakhir terhadap sebuah pesawat militer China terjadi di dekat pulau-pulau Jepang pada 27 Desember, yakni ketika JASDF mencegat sebuah pesawat Y-9JB.
PLAAF dan PLANAF (Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat) biasanya melakukan patroli pengintaian dengan Y-9JBs, varian yang di-upgrade dari pesawat Y-8DZ dan Y-8G generasi pertama China, di atas Laut China Timur dan Laut Jepang dengan interval empat minggu.
Hingga September 2018, total ada 345 intersepsi terhadap pesawat China oleh JASDF untuk tahun ini. Ini merupakan peningkatan dari 58 sorti, dibandingkan dengan tahun fiskal 2017. Di masa lalu, misi China melibatkan pesawat pembom jarak jauh H-6K, pesawat intelijen elektronik Tupolev Tu-154MD, dan jet tempur Sukhoi Su-35.
Menurut media Korea Selatan, seperti halnya misi mata-mata PLAAF yang lalu, Y-9B juga memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea Selatan (KADIZ) pada 23 Februari. "Pesawat memasuki zona identifikasi pertahanan udara negara itu, yang disebut KADIZ, sekitar pukul 08.03 waktu setempat di dekat Pulau Ieo dan keluar pada pukul 08.27," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, dikutip The Diplomat, Selasa (26/2/2019).
"Pesawat itu memasuki kembali KADIZ pada pukul 09.34 pagi di dekat kota tenggara Pohang, dan terbang antara Ulleung dan pulau-pulau paling timur di Dokdo, akhirnya meninggalkan zona pertahanan udara pukul 00.51 malam," lanjut pernyataan tersebut.
KADIZ tidak dianggap sebagai wilayah udara kedaulatan atau teritorial dan bagian dari KADIZ tumpang tindih dengan zona identifikasi pertahanan udara yang diklaim oleh China dan Jepang.
Y-9JB China juga memasuki zona identifikasi pertahanan udara Jepang, namun Kementerian Pertahanan Jepang tidak menyinggungnya.
Awal bulan ini, JASDF mencegat empat pesawat pembom strategis Tupolev Tu-95MS Rusia berkemampuan nuklir dan empat jet tempur sukhoi Su-35S (Flanker-E +) yang terbang dalam dua formasi terpisah di pantai timur dan barat Jepang pada tanggal 15 Februari. Intersepsi itu terjadi setelah tiga setengah minggu Rusia absen patroli udara jarak jauh.
(mas)