Diam-diam, Jet Tempur China dan Jepang Adu Kuat di Laut China Timur
loading...
A
A
A
BEIJING - Pasukan Bela Diri Udara Jepang mengerahkan jet tempur setiap saat pesawat militer China terdeteksi terbang dari pangkalan udara di provinsi fujian dengan asumsi mereka menyelidiki pertahanan Jepang di sekitar kepulauan sengketa di Laut China Timur.
Eskalasi aktivitas terjadi di atas Kepulauan Diaoyu yang dikontrol Jepang. Jepang menyebut kepulauan itu Senkaku. "Jepang pun secara efektif meluncurkan patroli udara tempur dari subuh hingga senja di atas kepulauan itu," ungkap sumber pemerintah pada Kyodo News.
Sebelumnya, jet tempur Jepang hanya dikerahkan untuk merespon sejumlah ancaman spesifik.
China sebelumnya menggelar operasi udara dekat Diaoyu dari pangkalan di provinsi Zhejiang tapi jet tempurnya tahun lalu dipindahkan ke fasilitas di Fujian.
Itu artinya jet tempur China, j-11 dapat mencapai wilayah udara sengketa di atas kepulauan itu paling cepat dalam waktu 20 menit.
Pangkalan udara Jepang di Naha, pulau utama di Okinawa, berjarak 410 km dari Diaoyu, penerbangan membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk jet tempur F-15 milik Jepang.
Kehadiran rutin di atas kepulauan itu sangat mahal bagi Jepang, tapi taktik itu membuat para pilot Jepang dapat mencegat dan menghalangi jet China di garis pertahanan yang terletak di 27 derajat garis lintang utara.
Jepang juga mengerahkan lebih banyak pesawat dalam operasi itu, termasuk saat mencegat satu jet tempur China di dua jet. Jumlah itu pun ditambah dan kini setiap satu pesawat China akan dihadang oleh empat jet F-15 Jepang.
Kabar tentang meningkatnya ketegangan itu terjadi saat Beijing meminta Tokyo menghentikan kapal-kapal nelayan Jepang yang dianggap melewati batas wilayah perairan sekitar kepulauan itu.
Desakan itu muncul pada awal Juni dan segera ditolak oleh pemerintah Jepang yang menganggapnay sebagai permintaan yang tak dapat diterima.
China juga meminta Tokyo mencabut keputusan pada akhir Juni oleh dewan kota Ishigaki untuk mengubah nama wilaya hdi sekitar kepulauan itu dari Tonoshiro menjadi Tonoshiro Senkaku. (Lihat Infografis: Jejak Hilangnya Palestina dari Google Maps dan Apple Maps)
Beijing menganggap hal itu upaya memperkuat klaim Jepang pada wilayah itu. (Lihat Video: Seorang Nenek Renta di Banyuasin Digugat Anaknya Sendiri Perihal Warisan)
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Eskalasi aktivitas terjadi di atas Kepulauan Diaoyu yang dikontrol Jepang. Jepang menyebut kepulauan itu Senkaku. "Jepang pun secara efektif meluncurkan patroli udara tempur dari subuh hingga senja di atas kepulauan itu," ungkap sumber pemerintah pada Kyodo News.
Sebelumnya, jet tempur Jepang hanya dikerahkan untuk merespon sejumlah ancaman spesifik.
China sebelumnya menggelar operasi udara dekat Diaoyu dari pangkalan di provinsi Zhejiang tapi jet tempurnya tahun lalu dipindahkan ke fasilitas di Fujian.
Itu artinya jet tempur China, j-11 dapat mencapai wilayah udara sengketa di atas kepulauan itu paling cepat dalam waktu 20 menit.
Pangkalan udara Jepang di Naha, pulau utama di Okinawa, berjarak 410 km dari Diaoyu, penerbangan membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk jet tempur F-15 milik Jepang.
Kehadiran rutin di atas kepulauan itu sangat mahal bagi Jepang, tapi taktik itu membuat para pilot Jepang dapat mencegat dan menghalangi jet China di garis pertahanan yang terletak di 27 derajat garis lintang utara.
Jepang juga mengerahkan lebih banyak pesawat dalam operasi itu, termasuk saat mencegat satu jet tempur China di dua jet. Jumlah itu pun ditambah dan kini setiap satu pesawat China akan dihadang oleh empat jet F-15 Jepang.
Kabar tentang meningkatnya ketegangan itu terjadi saat Beijing meminta Tokyo menghentikan kapal-kapal nelayan Jepang yang dianggap melewati batas wilayah perairan sekitar kepulauan itu.
Desakan itu muncul pada awal Juni dan segera ditolak oleh pemerintah Jepang yang menganggapnay sebagai permintaan yang tak dapat diterima.
China juga meminta Tokyo mencabut keputusan pada akhir Juni oleh dewan kota Ishigaki untuk mengubah nama wilaya hdi sekitar kepulauan itu dari Tonoshiro menjadi Tonoshiro Senkaku. (Lihat Infografis: Jejak Hilangnya Palestina dari Google Maps dan Apple Maps)
Beijing menganggap hal itu upaya memperkuat klaim Jepang pada wilayah itu. (Lihat Video: Seorang Nenek Renta di Banyuasin Digugat Anaknya Sendiri Perihal Warisan)
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(sya)