Dituding Pompeo Perburuk Situasi di Venzuela, Kuba Murka
A
A
A
HAVANA - Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel melemparkan kecaman kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo atas pernyataan tentang dugaan kontribusi Kuba terhadap eskalasi krisis politik di Venezuela.
Kemarin, di pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB, Pompeo mengatakan bahwa Kuba telah secara langsung memperburuk keadaan di Venezuela. Diaz-Canel menyebut pernyataan itu sebagai fitnah.
"Ancaman intervensi ini, penuh dengan fitnah dan kesombongan, akan hancur berkeping-keping ketika mereka menghadapi tekad orang-orang yang tidak pernah menyerah pada kemerdekaan dan kedaulatan mereka," ucap Diaz-Canel, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (27/1).
Sementara itu, Duta Besar Kuba untuk PBB, Anayansi Rodriguez Camejo, menuduh Washington menggunakan DK PBB sebagai platform untuk melegitimasi kampanye internasionalnya melawan pemerintah konstitusional Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Dia juga menyuarakan keyakinan bahwa agresi oleh AS dan sekutunya adalah ancaman utama bagi perdamaian dan keamanan di Amerika Latin.
Senada dengan Kuba, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pertemuan DK PBB hari Sabtu bertujuan untuk lebih mendestabilisasi situasi di Venezuela. Menurutnya, forum itu hanyalah elemen lain dari strategi perubahan rezim oleh AS di Venezuela.
"Pertemuan hari ini diserukan oleh delegasi AS dengan satu tujuan saja; untuk membantu melanjutkan distabilisasi di Venezuela, memaksa negara ini untuk mengadopsi resep dan metode mereka untuk menyelesaikan masalah yang harus dihadapi (Venezuela) baru-baru ini," katanya.
Diplomat Kremlin ini meminta negara-negara kekuatan dunia untuk menahan diri dengan tidak menggunakan ancaman, ultimatum dan tindakan ekonomi yang diskriminatif terhadap Venezuela. Sebaliknya, semua negara diminta untuk menghormati konstitusi negara itu.
Kemarin, di pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB, Pompeo mengatakan bahwa Kuba telah secara langsung memperburuk keadaan di Venezuela. Diaz-Canel menyebut pernyataan itu sebagai fitnah.
"Ancaman intervensi ini, penuh dengan fitnah dan kesombongan, akan hancur berkeping-keping ketika mereka menghadapi tekad orang-orang yang tidak pernah menyerah pada kemerdekaan dan kedaulatan mereka," ucap Diaz-Canel, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (27/1).
Sementara itu, Duta Besar Kuba untuk PBB, Anayansi Rodriguez Camejo, menuduh Washington menggunakan DK PBB sebagai platform untuk melegitimasi kampanye internasionalnya melawan pemerintah konstitusional Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Dia juga menyuarakan keyakinan bahwa agresi oleh AS dan sekutunya adalah ancaman utama bagi perdamaian dan keamanan di Amerika Latin.
Senada dengan Kuba, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pertemuan DK PBB hari Sabtu bertujuan untuk lebih mendestabilisasi situasi di Venezuela. Menurutnya, forum itu hanyalah elemen lain dari strategi perubahan rezim oleh AS di Venezuela.
"Pertemuan hari ini diserukan oleh delegasi AS dengan satu tujuan saja; untuk membantu melanjutkan distabilisasi di Venezuela, memaksa negara ini untuk mengadopsi resep dan metode mereka untuk menyelesaikan masalah yang harus dihadapi (Venezuela) baru-baru ini," katanya.
Diplomat Kremlin ini meminta negara-negara kekuatan dunia untuk menahan diri dengan tidak menggunakan ancaman, ultimatum dan tindakan ekonomi yang diskriminatif terhadap Venezuela. Sebaliknya, semua negara diminta untuk menghormati konstitusi negara itu.
(esn)