Rusia Peringatkan Israel: Berhenti Serang Suriah!
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia pada hari Rabu menyampaikan peringataan kepada Israel untuk berhenti melakukan serangan udara sewenang-wenang di Suriah. Peringatan muncul beberapa hari setelah militer Tel Aviv melakukan serangan besar di sekitar Damaskus yang diklaim menargetkan pasukan Iran.
Israel telah berulang kali menyerang apa yang digambarkannya sebagai target Iran di Suriah dan milisi sekutu Teheran, termasuk Hizbullah Lebanon. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggambarkan upaya itu sebagai kampanye terbuka untuk memukul mundur Teheran, musuh bebuyutan Tel Aviv.
Serangan itu telah lama menyebabkan gesekan antara Israel dan Rusia, sebab Moskow merupakan sekutu utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Di masa lalu, para pejabat Israel telah membuat perjanjian dengan Moskow di mana mereka telah menjelaskan bahwa serangan mereka terhadap Suriah tidak akan mengancam Assad. Sedangkan Moskow berjanji untuk membantu membatasi pengaruh Iran di dekat perbatasan Israel. Sebuah hotline telah didirikan sejak 2015 untuk memastikan pasukan Rusia di Suriah tidak terkejut dengan serangan Israel.
"Praktik serangan sewenang-wenang di wilayah negara berdaulat, dalam hal ini, kita berbicara tentang Suriah, harus dikesampingkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, saat menjawab pertanyaan dari kantor berita Rusia, TASS, tentang serangan udara Israel ke Suriah baru-baru ini.
Dia mengatakan serangan semacam itu menambah ketegangan di kawasan tersebut, yang dia sebut bukan untuk kepentingan jangka panjang negara mana pun di sana, termasuk Israel.
"Kita seharusnya tidak pernah membiarkan Suriah, yang telah bertahun-tahun menderita konflik bersenjata, untuk berubah menjadi arena di mana skor geopolitik diselesaikan," katanya, yang dilansir Reuters, Kamis (24/1/2019).
Pemerintah Israel belum menanggapi peringatan dari Rusia.
Sebelumnya pada hari Rabu, Netanyahu mengisyaratkan bahwa serangan militer Suriah akan berlanjut.
"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) adalah satu-satunya militer yang memerangi tentara Iran di Suriah," katanya saat berkunjung ke pangkalan militer Israel. "Saya yakin pada kemampuan kita untuk mengalahkan musuh."
Israel telah berulang kali menyerang apa yang digambarkannya sebagai target Iran di Suriah dan milisi sekutu Teheran, termasuk Hizbullah Lebanon. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggambarkan upaya itu sebagai kampanye terbuka untuk memukul mundur Teheran, musuh bebuyutan Tel Aviv.
Serangan itu telah lama menyebabkan gesekan antara Israel dan Rusia, sebab Moskow merupakan sekutu utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Di masa lalu, para pejabat Israel telah membuat perjanjian dengan Moskow di mana mereka telah menjelaskan bahwa serangan mereka terhadap Suriah tidak akan mengancam Assad. Sedangkan Moskow berjanji untuk membantu membatasi pengaruh Iran di dekat perbatasan Israel. Sebuah hotline telah didirikan sejak 2015 untuk memastikan pasukan Rusia di Suriah tidak terkejut dengan serangan Israel.
"Praktik serangan sewenang-wenang di wilayah negara berdaulat, dalam hal ini, kita berbicara tentang Suriah, harus dikesampingkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, saat menjawab pertanyaan dari kantor berita Rusia, TASS, tentang serangan udara Israel ke Suriah baru-baru ini.
Dia mengatakan serangan semacam itu menambah ketegangan di kawasan tersebut, yang dia sebut bukan untuk kepentingan jangka panjang negara mana pun di sana, termasuk Israel.
"Kita seharusnya tidak pernah membiarkan Suriah, yang telah bertahun-tahun menderita konflik bersenjata, untuk berubah menjadi arena di mana skor geopolitik diselesaikan," katanya, yang dilansir Reuters, Kamis (24/1/2019).
Pemerintah Israel belum menanggapi peringatan dari Rusia.
Sebelumnya pada hari Rabu, Netanyahu mengisyaratkan bahwa serangan militer Suriah akan berlanjut.
"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) adalah satu-satunya militer yang memerangi tentara Iran di Suriah," katanya saat berkunjung ke pangkalan militer Israel. "Saya yakin pada kemampuan kita untuk mengalahkan musuh."
(mas)