Protes 'Provokasi' AS di Laut China Selatan, China Kirim Kapal Perang

Sabtu, 01 Desember 2018 - 00:14 WIB
Protes Provokasi AS...
Protes 'Provokasi' AS di Laut China Selatan, China Kirim Kapal Perang
A A A
BEIJING - China memprotes pelayaran kapal perang Amerika Serikat (AS) USS Chancellorsville di dekat Kepulauan Paracel, Laut China Selatan, yang dianggap sebagai provokasi. Beijing pun mengirim kapal perang sebagai peringatan.

Protes muncul setelah Armada Pasifik AS mengatakan bahwa kehadiran USS Chancellorsville untuk menantang apa yang digambarkan sebagai "klaim maritim berlebihan" oleh Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan Beijing secara resmi sudah mengajukan protes terhadap Washington. Dia mengatakan bahwa kapal AS telah memasuki perairan China tanpa izin.

"Militer China telah mengirim kapal-kapalnya untuk mengawasi kapal AS dan memperingatkannya untuk meninggalkan daerah itu," kata Geng.

"Beijing mendesak pihak Amerika untuk segera menghentikan tindakan provokatif seperti itu, yang melanggar kedaulatan China dan mengancam keamanan," ujarnya, seperti dikutip Sputnik, Jumat (30/11/2018).(Baca: AS-China Kembali Bersitegang di Laut China Selatan )
Seperti diberitakan sebelumnya, juru bicara Armada Pasifik AS, Nathan Christensen, mengatakan kepada CNN bahwa kapal USS Chancellorsville dengan senjata rudal berlayar di dekat Kepulauan Paracel untuk menantang klaim maritim yang berlebihan. Menurutnya, misi kapal itu juga untuk mempertahankan akses ke perairan, seperti yang diatur oleh hukum internasional.

Dia mencatat bahwa kapal perang AS dibayangi oleh kapal China, tetapi semua interaksi dianggap aman dan profesional.

"Pasukan AS beroperasi di kawasan Indo-Pasifik setiap hari, termasuk Laut China Selatan. Semua operasi dirancang sesuai dengan hukum internasional dan menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," tegas Christensen.

Selama beberapa tahun terakhir, Beijing telah menumpuk banyak aset militer di wilayah strategis Laut China Selatan untuk apa yang mereka sebut sebagai tujuan pertahanan nasional.

Laut yang kaya sumber daya dan jalur penting untuk perdagangan masuk dan keluar Asia, diperebutkan oleh China dan banyak negara Asia. Masing-masin dari negara itu mengklaim hak-hak yang unik dan sering tumpang tindih atas terumbu karang, pulau kecil dan perairan untuk penangkapan ikan di daerah tersebut.

Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel, yang termasuk wilayah yang paling sering disengketakan, diklaim oleh China, Taiwan, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. China telah secara de facto mengontrol Kepulauan Paracel sejak 1974.

Para pejabat AS telah lama menyatakan kekhawatiran atas pembangunan pos-pos industri dan fasilitas militer Beijing di pulau-pulau buatan di Laut China Selatan. Sebagai sikap menentang, Washington kerap melakukan operasi "kebebasan navigasi" di daerah-daerah itu dengan pesawat pembom dan kapal-kapal perang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1693 seconds (0.1#10.140)