Ribuan Warga Swedia Tanam Microchip di Tubuh Mereka
A
A
A
STOCKHOLM - Lebih dari 4.000 warga Swedia dilaporkan sedang menanam microchip di dalam tubuh mereka. Benda yang ditanam itu berisi rincian identitas, termasuk nomor telepon, yang memungkinkan penggunanya melakukan akses digital dengan cepat dan praktis.
Dengan menanam teknologi miniatur di tubuh, mereka bisa bertransaksi tanpa uang tunai. Mereka juga tidak perlu tiket, kartu akses, bahkan tidak perlu media sosial.
BioHax International adalah perusahaan pemimpin pasar dalam industri inovasi tersebut. Perusahaan itu telah menangkap imajinasi publik sejak dimulai lima tahun lalu oleh Jowan Osterlund, mantan piercer tubuh profesional.
Sebagian besar microchip ditanam di bawah kulit, tepatnya di ujung jempol. Namun, ada juga yang memasangnya di pergelangan tangan.
Dengan microchip bersarang di tubuh, ribuan warga Swedia tersebut bisa mempercepat rutinitas hariannya dengan lebih nyaman. Contoh, mengakses kantor, gym dan rumah semudah menggesekkan tangan mereka ke alat pembaca digital.
Teknologi yang ditanam di tubuh itu juga dapat digunakan untuk menyimpan rincian kontak darurat, profil media sosial maupun e-tiket untuk acara dan perjalanan kereta api di Swedia.
Menurut para pendukung penanaman microchip, mereka merasa lebih aman dan terlindung dari aksi peretasan.
Ukuran microchip hanya sebesar butiran beras. Pada umumnya, benda itu ditanam di bawah kulit tepat di ujung jempol setiap penggunanya. Penanaman itu menggunakan jarum suntik yang mirip dengan proses vaksinasi. Prosedur ini menelan biaya sekitar USD180.
Pihak BioHax International mengatakan teknologi canggih itu disambut antusias oleh warga Swedia. Perusahaan chipping utama negara itu mengaku tidak dapat memenuhi jumlah permintaan.
Jowan Osterlund menghabiskan dua tahun terakhir bekerja penuh waktu di proyek microchip tersebut. Dia saat ini sedang mengembangkan materi pelatihan sehingga dia dapat menyewa dokter dan perawat Swedia untuk membantu mengambil sebagian dari beban kerjanya yang berat.
"Memiliki kartu dan token berbeda yang memverifikasi identitas Anda ke sekelompok sistem yang berbeda tidak masuk akal," katanya."Menggunakan chip berarti lingkungan yang terhubung dengan hyper yang Anda tinggali setiap hari dapat disederhanakan," ujarnya, seperti dikutip dari NPR, Kamis (25/10/2018).
Erik Frisk, 30, seorang pengembang dan perancang web, menggunakan chip yang ditanamnya untuk membuka pintu kantornya di Stockholm.
Frisk mengatakan dia sangat ingin tahu tentang teknologi begitu dia mendengar tentang hal itu dan memutuskan untuk mendapatkan chip-nya sendiri pada tahun 2014.
"Ini benar-benar pasif, tidak memiliki sumber energi atau apa pun. Jadi ketika Anda menekannya terhadap pembaca, chip mengirimkan kembali ID yang memberi tahu pembaca chip mana itu," paparnya.
"Orang Swedia sangat pragmatis dan chip itu berguna ... dan karena banyak orang mengenal satu sama lain di komunitas teknologi, itu sangat ketat, (tren) telah menyebar dan orang-orang telah melihat manfaatnya," kata Frisk.
Dengan menanam teknologi miniatur di tubuh, mereka bisa bertransaksi tanpa uang tunai. Mereka juga tidak perlu tiket, kartu akses, bahkan tidak perlu media sosial.
BioHax International adalah perusahaan pemimpin pasar dalam industri inovasi tersebut. Perusahaan itu telah menangkap imajinasi publik sejak dimulai lima tahun lalu oleh Jowan Osterlund, mantan piercer tubuh profesional.
Sebagian besar microchip ditanam di bawah kulit, tepatnya di ujung jempol. Namun, ada juga yang memasangnya di pergelangan tangan.
Dengan microchip bersarang di tubuh, ribuan warga Swedia tersebut bisa mempercepat rutinitas hariannya dengan lebih nyaman. Contoh, mengakses kantor, gym dan rumah semudah menggesekkan tangan mereka ke alat pembaca digital.
Teknologi yang ditanam di tubuh itu juga dapat digunakan untuk menyimpan rincian kontak darurat, profil media sosial maupun e-tiket untuk acara dan perjalanan kereta api di Swedia.
Menurut para pendukung penanaman microchip, mereka merasa lebih aman dan terlindung dari aksi peretasan.
Ukuran microchip hanya sebesar butiran beras. Pada umumnya, benda itu ditanam di bawah kulit tepat di ujung jempol setiap penggunanya. Penanaman itu menggunakan jarum suntik yang mirip dengan proses vaksinasi. Prosedur ini menelan biaya sekitar USD180.
Pihak BioHax International mengatakan teknologi canggih itu disambut antusias oleh warga Swedia. Perusahaan chipping utama negara itu mengaku tidak dapat memenuhi jumlah permintaan.
Jowan Osterlund menghabiskan dua tahun terakhir bekerja penuh waktu di proyek microchip tersebut. Dia saat ini sedang mengembangkan materi pelatihan sehingga dia dapat menyewa dokter dan perawat Swedia untuk membantu mengambil sebagian dari beban kerjanya yang berat.
"Memiliki kartu dan token berbeda yang memverifikasi identitas Anda ke sekelompok sistem yang berbeda tidak masuk akal," katanya."Menggunakan chip berarti lingkungan yang terhubung dengan hyper yang Anda tinggali setiap hari dapat disederhanakan," ujarnya, seperti dikutip dari NPR, Kamis (25/10/2018).
Erik Frisk, 30, seorang pengembang dan perancang web, menggunakan chip yang ditanamnya untuk membuka pintu kantornya di Stockholm.
Frisk mengatakan dia sangat ingin tahu tentang teknologi begitu dia mendengar tentang hal itu dan memutuskan untuk mendapatkan chip-nya sendiri pada tahun 2014.
"Ini benar-benar pasif, tidak memiliki sumber energi atau apa pun. Jadi ketika Anda menekannya terhadap pembaca, chip mengirimkan kembali ID yang memberi tahu pembaca chip mana itu," paparnya.
"Orang Swedia sangat pragmatis dan chip itu berguna ... dan karena banyak orang mengenal satu sama lain di komunitas teknologi, itu sangat ketat, (tren) telah menyebar dan orang-orang telah melihat manfaatnya," kata Frisk.
(mas)