Eks Bos MI6: Bukti Tunjukkan MBS Dalang Pembunuhan Khashoggi
A
A
A
LONDON - Mantan kepala MI6 Inggris, Sir John Sawers, mengatakan semua bukti menunjukkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) sebagai dalang di balik kematian jurnalis Jamal Khashoggi . Menurutnya, teori yang menyatakan oknum militer nakal Saudi bertanggung jawab adalah fiksi.
Eks bos MI6 itu mengatakan kepada BBC bahwa penilaiannya didasarkan pada percakapan dengan sumber senior Whitehall dan data dari dinas intelijen Turki.
Komentar Sawers muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) memastikan wartawan pengkritik rezim Kerajaan Saudi itu telah tewas. Trump mengatakan ada konsekuensi yang "sangat parah" untuk Arab Saudi jika para pemimpinnya terbukti memerintahkan pembunuhan jurnalis kritis tersebut.
Sawers, yang menjadi bos intelijen Inggris hingga 2014, juga mengklaim bahwa MBS hanya akan bertindak jika dia yakin dia memiliki izin dari Gedung Putih untuk berperilaku seperti yang dia inginkan.
"Saya pikir Presiden Trump dan tim kementeriannya sadar betapa berbahayanya jika orang bertindak dengan perasaan bahwa mereka memiliki kekebalan dalam hubungan mereka dengan Amerika Serikat," kata Sawers, yang dilansir The Guardian, Sabtu (20/10/2018).
"Jika terbukti, dan tampaknya sangat mungkin terjadi, bahwa (Pangeran Mohammed) memerintahkan pembunuhan wartawan itu adalah langkah yang terlalu jauh, yang Inggris, Uni Eropa dan AS harus menanggapi," ujarnya.
Dia mengatakan teori oknum militer nakal bertanggung jawab atas kematian Khashoggi justru semakin melemahkan rasa hormat Riyadh terhadap Washington ketika Saudi beralih ke teori yang dia sebut sebagai fiksi.
Sawers mengatakan dia menghormati ketelitian dan profesionalisme dinas intelijen Turki. "Tingkat detail yang keluar dari sumber keamanan Turki sangat jelas bahwa beberapa bentuk rekaman harus ada," katanya.
Dia berpendapat ada ketegangan antara Turki dan Arab Saudi selama satu dekade terakhir yang membuat Ankara memantau sangat dekat apa yang terjadi di dalam kantor diplomatik Saudi. Dia menduga Ankara menyadap Konsulat Saudi atau memasang perangkat lain yang memantau dugaan pembunuhan Khashoggi.
"Tingkat detail (bukti) sangat memberatkan tim pembunuh, dan (identitas mereka yang dilaporkan) menunjukkan seberapa dekat mereka dengan putra mahkota," ujar Sawers.
Sawers memperkirakan bahwa anggota keluarga Kerajaan Saudi, komunitas bisnis dan ulama konservatif akan mengambil keuntungan dari keterlibatan putra mahkota untuk melemahkannya. "Akan ada reaksi di Arab Saudi terhadap pembunuhan yang mengerikan ini dan akan ada koreksi," katanya.
Laporan yang berkembang di Turki mengatakan Khashoggi dibunuh secara brutal dan dimutilasi di dalam konsulat oleh anggota tim algojo yang berjumlah 15 orang yang memiliki hubungan dengan putra mahkota. Saudi telah menolak berbagai laporan tersebut sebagai tuduhan yang tidak berdasar.
Turki mengumpulkan data intelijen, yang diduga dengan menyadap, untuk mengumpulkan bukti lain yang bisa dibagikan dengan komunitas internasional untuk membuktikan teorinya. Aparat keamanan Turki telah menyusuri hutan di pinggiran Istanbul dan kota lain dekat Laut Mamara, 56 mil (90km) selatan Istanbul, untuk mencari bukti lain.
Turki telah membocorkan rincian kematian mengerikan Khashoggi berdasarkan laporan intelijen. Namun, menteri luar negeri negara itu, Mevlüt Cavusoglu, mengatakan bahwa data mentah intelijen termasuk rekaman audio belum dibagikan kepada pihak asing termasuk Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo.
Eks bos MI6 itu mengatakan kepada BBC bahwa penilaiannya didasarkan pada percakapan dengan sumber senior Whitehall dan data dari dinas intelijen Turki.
Komentar Sawers muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) memastikan wartawan pengkritik rezim Kerajaan Saudi itu telah tewas. Trump mengatakan ada konsekuensi yang "sangat parah" untuk Arab Saudi jika para pemimpinnya terbukti memerintahkan pembunuhan jurnalis kritis tersebut.
Sawers, yang menjadi bos intelijen Inggris hingga 2014, juga mengklaim bahwa MBS hanya akan bertindak jika dia yakin dia memiliki izin dari Gedung Putih untuk berperilaku seperti yang dia inginkan.
"Saya pikir Presiden Trump dan tim kementeriannya sadar betapa berbahayanya jika orang bertindak dengan perasaan bahwa mereka memiliki kekebalan dalam hubungan mereka dengan Amerika Serikat," kata Sawers, yang dilansir The Guardian, Sabtu (20/10/2018).
"Jika terbukti, dan tampaknya sangat mungkin terjadi, bahwa (Pangeran Mohammed) memerintahkan pembunuhan wartawan itu adalah langkah yang terlalu jauh, yang Inggris, Uni Eropa dan AS harus menanggapi," ujarnya.
Dia mengatakan teori oknum militer nakal bertanggung jawab atas kematian Khashoggi justru semakin melemahkan rasa hormat Riyadh terhadap Washington ketika Saudi beralih ke teori yang dia sebut sebagai fiksi.
Sawers mengatakan dia menghormati ketelitian dan profesionalisme dinas intelijen Turki. "Tingkat detail yang keluar dari sumber keamanan Turki sangat jelas bahwa beberapa bentuk rekaman harus ada," katanya.
Dia berpendapat ada ketegangan antara Turki dan Arab Saudi selama satu dekade terakhir yang membuat Ankara memantau sangat dekat apa yang terjadi di dalam kantor diplomatik Saudi. Dia menduga Ankara menyadap Konsulat Saudi atau memasang perangkat lain yang memantau dugaan pembunuhan Khashoggi.
"Tingkat detail (bukti) sangat memberatkan tim pembunuh, dan (identitas mereka yang dilaporkan) menunjukkan seberapa dekat mereka dengan putra mahkota," ujar Sawers.
Sawers memperkirakan bahwa anggota keluarga Kerajaan Saudi, komunitas bisnis dan ulama konservatif akan mengambil keuntungan dari keterlibatan putra mahkota untuk melemahkannya. "Akan ada reaksi di Arab Saudi terhadap pembunuhan yang mengerikan ini dan akan ada koreksi," katanya.
Laporan yang berkembang di Turki mengatakan Khashoggi dibunuh secara brutal dan dimutilasi di dalam konsulat oleh anggota tim algojo yang berjumlah 15 orang yang memiliki hubungan dengan putra mahkota. Saudi telah menolak berbagai laporan tersebut sebagai tuduhan yang tidak berdasar.
Turki mengumpulkan data intelijen, yang diduga dengan menyadap, untuk mengumpulkan bukti lain yang bisa dibagikan dengan komunitas internasional untuk membuktikan teorinya. Aparat keamanan Turki telah menyusuri hutan di pinggiran Istanbul dan kota lain dekat Laut Mamara, 56 mil (90km) selatan Istanbul, untuk mencari bukti lain.
Turki telah membocorkan rincian kematian mengerikan Khashoggi berdasarkan laporan intelijen. Namun, menteri luar negeri negara itu, Mevlüt Cavusoglu, mengatakan bahwa data mentah intelijen termasuk rekaman audio belum dibagikan kepada pihak asing termasuk Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo.
(mas)