Erdogan Serukan Dewan Keamanan PBB Direformasi
A
A
A
ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan menyerukan reformasi serius terhadap Dewan Keamanan (DK) PBB. Ia mengatakan badan tersebut harus memiliki perwakilan dari negara-negara di semua benua dunia.
"Kita perlu mencapai Dewan Keamanan PBB dengan partisipasi dari tujuh benua," kata Erdogan pada sesi penutupan Forum Dunia TRT di Istanbul, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (5/10/2018).
Presiden Turki itu telah lama menyarankan reformasi struktur DK PBB, menggunakan motto "Dunia lebih besar dari lima," merujuk kepada lima negara yang mempunyai hak veto di DK PBB. Kelima negara itu adalah Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris, dan Prancis.
"Era lima anggota tetap (di DK PBB) sudah berakhir," katanya, dengan alasan bahwa pengaturan saat ini berasal dari keadaan Perang Dunia II.
"Kami tidak hidup dalam kondisi yang sama. Sudah waktunya untuk membuat transisi baru dan perubahan baru (di PBB). PBB membutuhkan reformasi serius," tambahnya.
Ia mengatakan PBB belum menanggapi upaya untuk keadilan. Erdogan lantas mengutip sebagai contoh kelambanan PBB pada masalah Palestina.
"Apakah masalah Palestina dapat diatasi?" dia bertanya secara retoris.
"Mengapa tidak? Karena ada banyak keputusan yang diambil terhadap Israel di PBB, tetapi tidak ada yang bisa dilaksanakan," cetusnya.
Resolusi PBB mengutuk tindakan tidak adil oleh Israel telah sering menghadapi veto di Dewan Keamanan.
"Kita perlu mencapai Dewan Keamanan PBB dengan partisipasi dari tujuh benua," kata Erdogan pada sesi penutupan Forum Dunia TRT di Istanbul, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (5/10/2018).
Presiden Turki itu telah lama menyarankan reformasi struktur DK PBB, menggunakan motto "Dunia lebih besar dari lima," merujuk kepada lima negara yang mempunyai hak veto di DK PBB. Kelima negara itu adalah Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris, dan Prancis.
"Era lima anggota tetap (di DK PBB) sudah berakhir," katanya, dengan alasan bahwa pengaturan saat ini berasal dari keadaan Perang Dunia II.
"Kami tidak hidup dalam kondisi yang sama. Sudah waktunya untuk membuat transisi baru dan perubahan baru (di PBB). PBB membutuhkan reformasi serius," tambahnya.
Ia mengatakan PBB belum menanggapi upaya untuk keadilan. Erdogan lantas mengutip sebagai contoh kelambanan PBB pada masalah Palestina.
"Apakah masalah Palestina dapat diatasi?" dia bertanya secara retoris.
"Mengapa tidak? Karena ada banyak keputusan yang diambil terhadap Israel di PBB, tetapi tidak ada yang bisa dilaksanakan," cetusnya.
Resolusi PBB mengutuk tindakan tidak adil oleh Israel telah sering menghadapi veto di Dewan Keamanan.
(ian)