Eks Tentara Inggris yang Perangi ISIS Dipenjara 7,5 Tahun di Turki

Senin, 17 September 2018 - 11:21 WIB
Eks Tentara Inggris...
Eks Tentara Inggris yang Perangi ISIS Dipenjara 7,5 Tahun di Turki
A A A
ANKARA - Seorang mantan tentara Inggris yang ikut berperang melawan kelompok ISIS di Suriah dijatuhi hukuman penjara 7,5 tahun oleh pengadilan di Turki. Dia dinyatakan bersalah karena bekerjasama dengan kelompok YPG Kurdi yang dianggap Ankara sebagai kelompok teroris.

Joe Robinson, 25, pernah ikut berperang bersama pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah atau YPG untuk melawan kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah pada tahun 2015. Dia meminta pemerintah Inggris untuk intervensi terkait tindakan otoritas Turki.

Pria asal Accrington, Lancashire tersebut akan mengajukan banding. Dia juga meminta Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt untuk segera bertindak.

"Sekarang sampai pada titik di mana saya secara mental, fisik dan emosional terkuras," katanya kepada ITV.

"Saya seorang pria yang bangga tetapi saya benar-benar pada titik di mana saya memohon, memohon pemerintah Inggris untuk melakukan sesuatu," ujarnya, seperti dilansir Evening Standard, Senin (17/9/2018).

"Kami belum benar-benar melihat intervensi apa pun dari mereka, kami belum melihat diskusi apa pun dalam skala tinggi di pemerintah," katanya.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri Inggris mengklaim bahwa para pejabat pemerintah siap untuk memberikan bantuan. "Kami telah mengikuti kasus ini sangat erat dan telah membesarkannya (dalam pembicaraan) dengan pihak berwenang Turki," kata departemen itu melalui seorang juru bicara.

YPG dianggap oleh Turki sebagai organisasi teroris karena hubungannya dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang memperjuangkan otonomi untuk wilayah tersebut.

Pihak keluarganya di Inggris mengatakan bahwa Robinson dia tidak menyadari ideologi YPG ketika dia menghabiskan satu bulan di Suriah bersama pasukan YPG untuk memerangi ISIS. Dia ikut memerangi kelompok ISIS pada bulan Juli 2015.

Tunangan Robinson, Mira Rojkan, mengatakan keluarganya telah menulis surat kepada mantan Menteri Luar Negeri Boris Johnson dan Alan Duncan mengenai kasus ini. Dia berharap para pejabat bertindak untuk ikut campur menolong mantan tentara tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8856 seconds (0.1#10.140)