Berita Serangan Membunuh Wanita Hamil dan Bayi Bikin Israel Marah
A
A
A
TEL AVIV - Israel marah terhadap media yang memberitakan serangan udaranya di Gaza yang membunuh seorang wanita hamil dan bayi 18 bulan. Tel Aviv menilai pemberitaan itu bias karena tanpa penjelasan bahwa serangan itu sebagai respons atas serbuan sekitar 150 roket dari Jalur Gaza, Palestina.
Media yang jadi sasaran kemarahan Tel Aviv adalah BBC. Protes dari Kementerian Luar Negeri Israel memaksa media Inggris itu mengubah judul pemberitaannya.
"Israeli airstrikes ‘kill woman and baby'," bunyi judul berita utama media itu, yang terjemahannya adalah "Serangan udara Israel 'membunuh wanita dan bayi'.
"@BBCWorld ini adalah keluhan resmi oleh @IsraelMFA. Judul ini adalah salah saji yang disengaja tentang realitas (itu adalah padanan sopan dari kebohongan, jika Anda tidak mendapatkannya). Orang Israel dijadikan sasaran oleh Hamas dan IDF bertindak untuk melindungi mereka. Ubah itu segera!," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon di Twitter melalui akun @EmmanuelNahshon.
Protes itu memaksa BBC mengubah judul pemberitaannya menjadi; "Gaza air strikes ‘kill woman and child’ after rockets hit Israel". Terjemahannya adalah, "Serangan udara Gaza 'membunuh perempuan dan anak' setelah roket menghantam Israel".
Nahshon marah pada apa yang dia anggap kurangnya konteks pemberitaan tersebut. Dia menilai judul itu tak sepenuhnya salah, namun konteks pemberitaannya tidak tepat.
Dia protes karena pemberitaan tersebut tidak menjelaskan latar belakang serangan udara Israel di Gaza, yakni sebagai respons terhadap lebih dari 100 roket yang ditembakkan ke Israel selatan dari Jalur Gaza. Serangan ratusan roket itu melukai sejumlah warga sipil Israel.
Deputi Dewan Yahudi Inggris ikut berkomentar atas kemarahan Israel terhadap pemberitaan tersebut.
"Sejak keluhan kami, @BBCNews telah membuat headline-nya sedikit lebih baik, tetapi ini masih merupakan inversi. Kota-kota Israel dihantam oleh 150 roket, mengirim puluhan ribu warga ke tempat penampungan. Tentunya headline harus mencerminkan hal ini," tulis lembaga itu di Twitter via akun @BoardofDeputies, yang dikutip Jumat (10/8/2018).
Wanita hamil di Gaza yang terbunuh oleh serangan udara militer Tel Aviv adalah Enas Khammash, 23. Sedangkan bayi 18 bulan yang ikut tewas adalah putri kandung perempuan tersebut.
Media yang jadi sasaran kemarahan Tel Aviv adalah BBC. Protes dari Kementerian Luar Negeri Israel memaksa media Inggris itu mengubah judul pemberitaannya.
"Israeli airstrikes ‘kill woman and baby'," bunyi judul berita utama media itu, yang terjemahannya adalah "Serangan udara Israel 'membunuh wanita dan bayi'.
"@BBCWorld ini adalah keluhan resmi oleh @IsraelMFA. Judul ini adalah salah saji yang disengaja tentang realitas (itu adalah padanan sopan dari kebohongan, jika Anda tidak mendapatkannya). Orang Israel dijadikan sasaran oleh Hamas dan IDF bertindak untuk melindungi mereka. Ubah itu segera!," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon di Twitter melalui akun @EmmanuelNahshon.
Protes itu memaksa BBC mengubah judul pemberitaannya menjadi; "Gaza air strikes ‘kill woman and child’ after rockets hit Israel". Terjemahannya adalah, "Serangan udara Gaza 'membunuh perempuan dan anak' setelah roket menghantam Israel".
Nahshon marah pada apa yang dia anggap kurangnya konteks pemberitaan tersebut. Dia menilai judul itu tak sepenuhnya salah, namun konteks pemberitaannya tidak tepat.
Dia protes karena pemberitaan tersebut tidak menjelaskan latar belakang serangan udara Israel di Gaza, yakni sebagai respons terhadap lebih dari 100 roket yang ditembakkan ke Israel selatan dari Jalur Gaza. Serangan ratusan roket itu melukai sejumlah warga sipil Israel.
Deputi Dewan Yahudi Inggris ikut berkomentar atas kemarahan Israel terhadap pemberitaan tersebut.
"Sejak keluhan kami, @BBCNews telah membuat headline-nya sedikit lebih baik, tetapi ini masih merupakan inversi. Kota-kota Israel dihantam oleh 150 roket, mengirim puluhan ribu warga ke tempat penampungan. Tentunya headline harus mencerminkan hal ini," tulis lembaga itu di Twitter via akun @BoardofDeputies, yang dikutip Jumat (10/8/2018).
Wanita hamil di Gaza yang terbunuh oleh serangan udara militer Tel Aviv adalah Enas Khammash, 23. Sedangkan bayi 18 bulan yang ikut tewas adalah putri kandung perempuan tersebut.
(mas)