Belasan Dokter di Nikaragua Dipecat Gara-gara Rawat Demonstran

Sabtu, 28 Juli 2018 - 09:05 WIB
Belasan Dokter di Nikaragua Dipecat Gara-gara Rawat Demonstran
Belasan Dokter di Nikaragua Dipecat Gara-gara Rawat Demonstran
A A A
MANAGUA - Belasan dokter,perawat dan staf teknis di sebuah rumah sakit umum di Nikaragua dipecat. Mereka mendapatkan pemutusan hubungan kerja karena merawat para demonstran anti pemerintah yang terluka dan diduga mendukung aksi tersebut.

"Mereka yang dipecat tanpa pembenaran hukum bekerja di Rumah Sakit Oscar Danilo Rosales di kota barat laut Leon," ujar kepala departemen bedah dan endoskopi Javier Pastora seperti dikutip dari AFP, Sabtu (28/7/2018).

Rumah sakit tersebut dijalankan oleh kementerian kesehatan Nikaragua.

Pastora, yang telah bekerja di sistem kesehatan masyarakat Nikaragua selama 33 tahun, mengatakan bahwa anggota staf dipecat karena dianggap mendukung para pengunjuk rasa dengan merewat para demonstran.

"Mereka mengatakan kami adalah orang-orang yang menunjukkan solidaritas dan dukungan untuk perjuangan rakyat," katanya.

Pastora mengatakan setidaknya sembilan spesialis medis termasuk di antara mereka yang dipecat.

Sementara itu, seorang dokter mengaku dipecat saat tengah melakukan operasi.

"Saya tengah melakukan operasi ketika mereka dari sumber daya manusia datang untuk mengatakan bahwa saya tidak bisa lagi bertugas karena saya dipecat," kata salah seorang petugas medis yang dipecat, ahli bedah kanker Aaron Delgado.

Seorang dokter anak yang diberhentikan, Edgar Zuniga, menyebut pemecatan itu dilakukan dengan "sewenang-wenang."

"Mereka dipecat karena berpikir berbeda, karena mengatakan Nikaragua membutuhkan demokrasi, kebebasan, bahwa penindasan dan pembunuhan harus dihentikan dan harus ada dialog," katanya.

Staf dan warga di Leon mengadakan protes di depan rumah sakit menuntut para dokter, perawat dan staf medik yang dipecat untuk dikembalikan.

Leon dulunya adalah benteng dukungan bagi gerakan Sandinista yang dipimpin Ortega. Namun saat kerusuhan pecah, kota itu beberapa kali diserbu oleh polisi anti huru hara dan para militer pro pemerintah untuk menumpas aksi protes.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan lebih dari 2.000 orang telah terluka di seluruh negeri sejak bentrokan meletus pertengahan April.

Banyak dari mereka mendapatkan perawatan medis untuk luka mereka dari sukarelawan di luar sistem kesehatan negara, yang dikatakan telah menerima perintah untuk menolaknya.

Tuduhan ini memperkuat laporan bahwa mereka yang dianggap mendukung aksi protes yang menyerukan pemecatan Presiden Daniel Ortega dianiaya oleh pemerintah dan simpatisannya.

Nikaragua telah dilanda kerusuhan selama tiga bulan ketika aksi demonstrasi dihadapi secara brutal oleh polisi dan paramiliter bersenjata pro-pemerintah.

Menurut kelompok hak asasi manusia lebih dari 300 orang telah tewas dan ribuan orang telah melarikan diri ke Costa Rica untuk menyelamatkan diri.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5946 seconds (0.1#10.140)