200 Gajah Dipindahkan dari Afrika Selatan ke Mozambik
A
A
A
JOHANNESBURG - Perusahaan berlian De Beers memindahkan 200 gajah dari suaka margasatwa di Afrika Selatan ke negara tetangga Mozambik.
Pemindahan ini untuk memulihkan populasi satwa liar yang terancam akibat konflik. Perusahaan itu menjelaskan, Suaka Margasatwa Venetia Limpopo yang memiliki luas 32.000 hektare dapat mendukung sekitar 60 ekor gajah tapi sekarang ada 270 ekor gajah. Kelebihan kapasitas ini mengakibatkan kerusakan ekosistem di tempat itu.
Mamalia darat terbesar di dunia itu memiliki dampak besar pada kondisi lahan di sana dan di banyak taman nasional Afrika Selatan. Kini populasi gajah di sana telah mencapai level di mana tanaman tidak lagi dapat mendukung jumlah gajah tersebut.
De Beers menyatakan gajah-gajah itu akan dipindahkan dalam jarak 1.500 km menuju Taman Nasional Zinave, Mozambik, yang memiliki luas 400.000 hektare dan populasi gajah hanya 60 ekor. Jumlah satwa liat di Mozambik turun drastis akibat 15 tahun perang sipil yang berakhir pada 1992. Dalam beberapa tahun terkahir, populasi gajah yang tersisa telah menjadi target para pemburu gading.
Operasi telah dilakukan bersama kelompok konservasi Peace Parks Foundation (PPF). De Beers juga telah menyediakan dukungan dana USD500.000 untuk upaya anti-perburuan gading gajah.
“Ekosistem memerlukan sejumlah fauna dan flora untuk tetap seimbang. Jika Anda memindahkan satu spesies seperti gajah, ini memiliki dampak besar pada seluruh sistem,” papar Werner Myburgh, chief executive officer (CEO) PPF.
Dia menambahkan, “Pengenalan kembali gajah-gajah ke Mozambik itu akan memberi kita satu langkah lebih dekat untuk mencapai mimpi kita memulihkan kondisi lahan.”
Gajah-gajah merupakan binatang sosial dan kelompok-kelompok keluarga akan tetap disatukan untuk pemindahan. Kebutuhan logistik skala besar telah disiapkan dalam operasi pemindahan melalui jalan darat dalam jarak yang jauh. (Syarifudin)
Pemindahan ini untuk memulihkan populasi satwa liar yang terancam akibat konflik. Perusahaan itu menjelaskan, Suaka Margasatwa Venetia Limpopo yang memiliki luas 32.000 hektare dapat mendukung sekitar 60 ekor gajah tapi sekarang ada 270 ekor gajah. Kelebihan kapasitas ini mengakibatkan kerusakan ekosistem di tempat itu.
Mamalia darat terbesar di dunia itu memiliki dampak besar pada kondisi lahan di sana dan di banyak taman nasional Afrika Selatan. Kini populasi gajah di sana telah mencapai level di mana tanaman tidak lagi dapat mendukung jumlah gajah tersebut.
De Beers menyatakan gajah-gajah itu akan dipindahkan dalam jarak 1.500 km menuju Taman Nasional Zinave, Mozambik, yang memiliki luas 400.000 hektare dan populasi gajah hanya 60 ekor. Jumlah satwa liat di Mozambik turun drastis akibat 15 tahun perang sipil yang berakhir pada 1992. Dalam beberapa tahun terkahir, populasi gajah yang tersisa telah menjadi target para pemburu gading.
Operasi telah dilakukan bersama kelompok konservasi Peace Parks Foundation (PPF). De Beers juga telah menyediakan dukungan dana USD500.000 untuk upaya anti-perburuan gading gajah.
“Ekosistem memerlukan sejumlah fauna dan flora untuk tetap seimbang. Jika Anda memindahkan satu spesies seperti gajah, ini memiliki dampak besar pada seluruh sistem,” papar Werner Myburgh, chief executive officer (CEO) PPF.
Dia menambahkan, “Pengenalan kembali gajah-gajah ke Mozambik itu akan memberi kita satu langkah lebih dekat untuk mencapai mimpi kita memulihkan kondisi lahan.”
Gajah-gajah merupakan binatang sosial dan kelompok-kelompok keluarga akan tetap disatukan untuk pemindahan. Kebutuhan logistik skala besar telah disiapkan dalam operasi pemindahan melalui jalan darat dalam jarak yang jauh. (Syarifudin)
(nfl)