Rusia Sebut Kebocoran Lab Kimia Dibalik Serangan Gas Saraf

Minggu, 15 Juli 2018 - 09:55 WIB
Rusia Sebut Kebocoran...
Rusia Sebut Kebocoran Lab Kimia Dibalik Serangan Gas Saraf
A A A
LONDON - Sebuah kebocoran di laboratorium rahasia Porton Down kemungkinan berada di belakang keracunan gas saraf di Inggris karena kedua kasus yang terjadi, Salisbury dan Amesbury, berdekatan. Demikian yang dikatakan Kedutaan Besar Rusia di Inggris.

Kedutaan Rusia ditanya oleh media untuk mengomentari penemuan botol kecil di rumah salah satu korban keracunan Amesbury oleh polisi Inggris. Botol tersebut ternyata mengandung gas saraf Novichok yang terkenal.

Namun, para diplomat Rusia mengatakan bahwa mereka tidak dapat memeriksa atau memverifikasi pernyataan Inggris apa pun karena London menolak untuk bekerja sama dengan cara apa pun tentang masalah ini.

"Rusia ingin Inggris untuk berbagi data tentang serangan gas saraf yang menargetkan mantan agen ganda Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury Maret lalu, dan keracunan lainnya di Amesbury pada akhir Juni," kata kedutaan Rusia.

"Namun, kami hampir yakin bahwa pihak Inggris tidak akan memberitahu kami secara langsung," sambungnya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (15/7/2018).

Kedutaan Rusia menunjukkan bahwa kedua kasus keracunan terjadi di sekitar laboratorium kimia militer rahasia di Porton Down, yang mungkin mengarah pada kesimpulan bahwa semacam kebocoran dari laboratorium ini mungkin telah terjadi. Ini tidak bisa dikesampingkan.

"Kami telah meminta agar Inggris mengungkapkan informasi mengenai penelitian yang sedang berlangsung dan produksi gas senjata kimia di Porton Down," tambahnya.

Laboratorium kimia Porton Down terletak sekitar 8 km dari Salisbury dan Amesbury.

Kedutaan juga mengkritik pemerintah Inggris karena meminta Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) memeriksa substansi yang ditemukan oleh polisi di Amesbury.

"Prosedur verifikasi independen yang diprakarsai oleh Inggris adalah tidak transparan, melampaui mekanisme yang digariskan dalam Konvensi Senjata Kimia (CWC)," kata Kedutaan Rusia.

"Inisiatif ini merupakan langkah lain untuk mempolitisasi OPCW sehingga merugikan reputasinya," kata misi Rusia.

Pada akhir Juni lalu, Inggris dan sekutunya memilih untuk memperluas kekuasaan OPCW, memungkinkan badan untuk tidak hanya menyelidiki dugaan serangan-serangan kimia, tetapi juga menugaskan menunjuk pihak yang bersalah dalam sebuah insiden. Rusia mengatakan bahwa itu adalah hal yang berbahaya, karena badan netral diubah menjadi alat politik yang akan digunakan oleh Barat untuk menerapkan tekanan pada Suriah dan negara-negara pembangkang lainnya.

Polisi kontra-terorisme Inggris mengatakan pada hari Sabtu mereka telah mengumpulkan tidak hanya botol dengan gas saraf, tetapi lebih dari 400 item yang berpotensi terkontaminasi sebagai bagian dari penyelidikan Amesbury. Benda-benda yang mencurigakan telah diserahkan ke laboratorium untuk analisis.

Pada tanggal 30 Juni, Charlie Rowley dan Dawn Sturgess dirawat di rumah sakit setelah diracuni di rumah mereka di Amesbury dengan apa yang oleh para ahli di Porton Down kemudian identifikasi sebagai gas saraf Novichok. Sturgess meninggal seminggu kemudian, sementara kesehatan Rowley membaik. Dia tidak lagi dalam kondisi kritis, menurut laporan pada hari Rabu.

Pada awal Maret, Sergei dan Yulia Skripal ditemukan tidak sadarkan diri di bangku taman di Salisbury setelah serangan kimia dan bergegas dibawa ke rumah sakit. Pihak berwenang Inggris mengatakan bahwa gas syaraf yang dirancang Soviet, yang mereka sebut 'Novichok,' telah digunakan untuk menyerang pasangan Skripal.

London kemudian menuding Rusia "sangat mungkin" bertanggung jawab atas serangan itu, dan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4818 seconds (0.1#10.140)