Takut Rusia, Lithuania Minta Banyak Rudal Anti-Pesawat ke AS

Sabtu, 21 April 2018 - 02:23 WIB
Takut Rusia, Lithuania Minta Banyak Rudal Anti-Pesawat ke AS
Takut Rusia, Lithuania Minta Banyak Rudal Anti-Pesawat ke AS
A A A
VILNIUS - Lithuania meminta banyak rudal anti-pesawat kepada Amerika Serikat (AS) setelah takut dengan Rusia yang lebih kuat di udara. Negara NATO di Baltik itu menginginkan lebih banyak sistem rudal pertahanan Patriot dan Avenger disebar di wilayahnya.

Lithuania telah meminta Washington untuk menginstal sistem rudal pertahanan anti-pesawat secara lebih teratur untuk latihan militer. Menteri Pertahanan Raimundas Karoblis mengatakan, NATO perlu mengetahui kawasan Baltik dengan baik jika terjadi konflik.

"Ya, tentu saja (kami meminta)," katanya kepada Reuters. "Kami berbicara tidak hanya tentang Patriot tetapi juga kemampuan lain, seperti Avengers jarak pendek, dan sistem lain untuk menciptakan arsitektur pertahanan udara regional, karena kami tidak dapat melakukannya sendiri," ujarnya, yang dilansir Sabtu (21/4/2018).

Lithuania, Latvia dan Estonia di masa lalu merupakan bagian dari Uni Soviet. Namun, sejak Soviet runtuh dan kini menjadi Rusia, ketiga negara itu bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

Meski jadi bagian dari aliansi pertahanan pimpinan AS, ketiga negara Baltik tersebut membutuhkan bantuan Barat karena anggaran pertahanannya tidak terlalu besar seiring dengan petumbuhan ekonomi yang kecil.

Selain ketiga negara tersebut, Polandia juga khawatir dengan Rusia sejak menganeksasi Crimea dari Ukraina pada 2014. Polandia menghabiskan lebih dari USD5 miliar untuk membeli sistem rudal pertahanan Patriot buatan Raytheon Co setelah mencapai kesepakatan pada Maret lalu.

Sistem rudal Patriot dirancang untuk mendeteksi, melacak dan menggunakan kendaraan udara tak berawak (UAV), rudal jelajah dan rudal balistik jarak pendek atau taktis.

Negara-negara kecil di Baltik itu tidak mampu membeli jet militer yang mahal atau sistem pertahanan udara canggih. Kondisi itu membuat mereka bergantung pada Amerika Serikat dan NATO untuk mengatasi kelemahan tersebut.

Dari Kaliningrad, setiap rudal canggih dan jet tempur Rusia di kawasan Laut Baltik bisa dengan mudah menjangkau Polandia, Lithuania, Latvia dan Estonia.

Karoblis tidak mengharapkan NATO untuk meningkatkan kekuatan pertahanan di Baltik segera, tetapi dia mengharapkan aliansi untuk menunjukkan komitmen yang lebih besar pada pertemuan puncak para pemimpin NATO pada bulan Juli untuk mengatasi ancaman di Baltik.

"Kami ingin memiliki penggelaran permanen sistem rudal dan kemampuan lainnya, tetapi kami memahami bahwa bagian yang cukup signifikan dari kemampuan ini hilang oleh NATO setelah Perang Dingin dan sulit untuk membangunnya kembali dengan cepat," katanya.

"Kami perlu memastikan bahwa (pertahanan udara) dapat diterapkan (di Baltik) kapan saja diperlukan," imbuh dia.

NATO sudah mulai meningkatkan pertahanannya kawasan Baltik setelah Rusia menganeksasi Crimea. NATO telah menempatkan empat batalyon multinasional sekitar 1.000 pasukan untuk berotasi di setiap negara Baltik dan Polandia.

"Situasi keamanan (di Baltik) tidak membaik," kata Karoblis. "Salah satu tempat di mana kesatuan (NATO) dapat diuji adalah negara-negara Baltik. Ini, setidaknya, kemungkinan teori."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6511 seconds (0.1#10.140)