Ancam Serang Damaskus, Suriah Sebut AS Sembrono
A
A
A
DAMASKUS - Suriah menyebut ancaman Amerika Serikat (AS) untuk menyerangnya sembrono. Suriah menyebut keputusan AS tersebut menunjukkan kurangnya kebijaksanaan dan logika serta membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan Washington menggunakan dugaan serangan kimia sebagai dalih untuk menargetkan Suriah.
"Kami tidak terkejut dengan eskalasi nekat ini dari rezim seperti yang ada di Amerika Serikat, yang telah dan terus mensponsori terorisme di Suriah," bunyi pernyataan itu, yang disiarkan oleh media pemerintah.
"Pernyataan terbaru dari Washington menunjukkan kekurangan (pemerintahan Trump) tidak hanya dalam prinsip dan nilai tetapi juga kebijaksanaan dan logika dan itu sendiri membahayakan perdamaian dan keamanan internasional," imbuh pernyataan itu seperti dikutip dari AP, Rabu (11/4/2018).
Pemerintah Suriah menyebut semua kelompok oposisi sebagai "teroris," dan menuduh Washington mendukung terorisme, termasuk militan ISIS.
"Dalih serangan kimia telah menjadi terkenal bagi semua orang dan merupakan alasan lemah dan tidak berdasar untuk menargetkan Suriah," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Suriah.
"Jika ancaman seperti itu dari AS dan sekutunya, Prancis dan Inggris, dimaksudkan untuk menghentikan Damaskus dari memerangi terorisme, mereka delusional," kata pernyataan itu juga.
"Negara Suriah akan terus memerangi terorisme tidak peduli apa reaksi mereka," tegas pernyataan itu.
Pemerintah Suriah mengatakan undangannya kepada pengawas senjata kimia internasional (OPCW) untuk mengirim misi pencari fakta ke negara itu adalah bukti bahwa Damaskus tidak bersalah dan tidak menggunakan senjata kimia.
Baca: Suriah Undang OPCW Selidiki Serangan Senjata Kimia
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Suriah di Damaskus terjadi ketika perang kata-kata sedang berkecamuk antara Washington dan Moskow atas dugaan serangan kimia akhir pekan lalu di sebuah kota yang dikuasai pemberontak di dekat ibu kota Suriah. Aktivis dan tim pertolongan pertama mengatakan serangan itu menewaskan lebih dari 40 orang. Suriah dan sekutunya Rusia menyangkal serangan semacam itu terjadi.
Presiden Donald Trump telah mengancam melakukan aksi militer pembalasan. Ini mendorong peringatan dari Rusia bahwa serangan AS dapat memicu bentrokan militer langsung antara dua mantan musuh Perang Dingin. Trump lewat akun Twitternya, bersumpah bahwa serangan rudal pintar "akan datang."
Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan Washington menggunakan dugaan serangan kimia sebagai dalih untuk menargetkan Suriah.
"Kami tidak terkejut dengan eskalasi nekat ini dari rezim seperti yang ada di Amerika Serikat, yang telah dan terus mensponsori terorisme di Suriah," bunyi pernyataan itu, yang disiarkan oleh media pemerintah.
"Pernyataan terbaru dari Washington menunjukkan kekurangan (pemerintahan Trump) tidak hanya dalam prinsip dan nilai tetapi juga kebijaksanaan dan logika dan itu sendiri membahayakan perdamaian dan keamanan internasional," imbuh pernyataan itu seperti dikutip dari AP, Rabu (11/4/2018).
Pemerintah Suriah menyebut semua kelompok oposisi sebagai "teroris," dan menuduh Washington mendukung terorisme, termasuk militan ISIS.
"Dalih serangan kimia telah menjadi terkenal bagi semua orang dan merupakan alasan lemah dan tidak berdasar untuk menargetkan Suriah," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Suriah.
"Jika ancaman seperti itu dari AS dan sekutunya, Prancis dan Inggris, dimaksudkan untuk menghentikan Damaskus dari memerangi terorisme, mereka delusional," kata pernyataan itu juga.
"Negara Suriah akan terus memerangi terorisme tidak peduli apa reaksi mereka," tegas pernyataan itu.
Pemerintah Suriah mengatakan undangannya kepada pengawas senjata kimia internasional (OPCW) untuk mengirim misi pencari fakta ke negara itu adalah bukti bahwa Damaskus tidak bersalah dan tidak menggunakan senjata kimia.
Baca: Suriah Undang OPCW Selidiki Serangan Senjata Kimia
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Suriah di Damaskus terjadi ketika perang kata-kata sedang berkecamuk antara Washington dan Moskow atas dugaan serangan kimia akhir pekan lalu di sebuah kota yang dikuasai pemberontak di dekat ibu kota Suriah. Aktivis dan tim pertolongan pertama mengatakan serangan itu menewaskan lebih dari 40 orang. Suriah dan sekutunya Rusia menyangkal serangan semacam itu terjadi.
Presiden Donald Trump telah mengancam melakukan aksi militer pembalasan. Ini mendorong peringatan dari Rusia bahwa serangan AS dapat memicu bentrokan militer langsung antara dua mantan musuh Perang Dingin. Trump lewat akun Twitternya, bersumpah bahwa serangan rudal pintar "akan datang."
(ian)