Rusia Gagal Ikut Selidiki Racun Novichok, Inggris Meledek

Kamis, 05 April 2018 - 07:25 WIB
Rusia Gagal Ikut Selidiki...
Rusia Gagal Ikut Selidiki Racun Novichok, Inggris Meledek
A A A
LONDON - Rusia gagal untuk menawarkan diri dalam penyelidikan serangan racun Novichok terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal di bawah Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW). Inggris meledek kegagalan Moskow tersebut.

Sebanyak 15 negara di keanggotaan organisasi PBB itu memilih menentang proposal atau tawaran dari Rusia. Hanya enam negara yang mendukung proposal tersebut dan 17 negara lainnya memilih abstain.

Menteri Luar Negeri Boris Johnson meledek Moskow dengan menyebutnya sebagai "proposal menggelikan" yang dirancang untuk melemahkan penyelidikan OPCW dalam kasus serangan racun yang dialami Sergei Skripal dan putrinya, Yulia Skripal.

Skripal, mantan intelijen Moskow yang membelot ke London, bersama putrinya ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku umum di Salisbury, Inggris selatan pada 4 Maret 2018. London menyatakan mereka terserang racun Novichok yang didalangi Rusia.

Namun, Kremlin membantah tuduhan Inggris. Kremlin menuntut bukti dan menawarkan diri dalam penyelidikan di bawah pengawasan OPCW.

"Rusia telah memiliki satu tujuan dalam pikirannya sejak percobaan pembunuhan di tanah Inggris melalui penggunaan senjata kimia kelas militer, untuk mengaburkan kebenaran dan membingungkan masyarakat," kata Johnson.

"Masyarakat internasional sekali lagi telah melihat melalui taktik ini dan dengan kuat mengalahkan upaya Rusia hari ini untuk menggagalkan proses internasional yang tepat," ujar Johnson, seperti dikutip Reuters, Kamis (5/4/2018).

"Tidak satu pun dari kami telah melupakan itu," kata Johnson yang menandai setahun setelah serangan senjata kimia di Suriah yang dia sebut biadab.

"Setelah penyelidikan OPCW-PBB menemukan bahwa rezim Suriah bertanggung jawab, Rusia menghalangi badan itu melakukan lebih banyak pekerjaan," imbuh Johnson.

OPCW menggelar rapat darurat di Den Haag pada hari Rabu setelah diminta pemerintah Presiden Vladimir Putin. Dalam rapat darurat itulah, pemungutan suara digelar untuk menentukan boleh tidaknya ahli senjata kimia Rusia terlibat dalam penyelidikan kasus Skripal.

"Sayangnya, kami belum dapat memiliki dua pertiga suara untuk mendukung keputusan itu. Diperlukan mayoritas yang berkualitas," kata duta besar Rusia Alexander Shulgin kepada wartawan yang secara tidak langsung mengonfirmasi kegagalan Rusia untuk ikut dalam penyelidikan.

"Rusia serta negara-negara lain yang menjadi anggota Komite Eksekutif telah disingkirkan dari penyelidikan ini," ujarnya.

"Mereka memberi tahu kami bahwa mereka dapat memberi tahu kami soal hasil penyelidikan itu hanya dengan niat baik dari Inggris," lanjut Shulgin.

"Tapi, mengetahui bagaimana yang disebut mitra kami melakukannya sendiri, kami tidak akan mengandalkan niat baik mereka," papar diplomat Moskow tersebut.

Setelah kegagalan ini, Rusia juga meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1196 seconds (0.1#10.140)