Kim Jong-un Asyik Tonton Konser K-Pop

Selasa, 03 April 2018 - 07:53 WIB
Kim Jong-un Asyik Tonton Konser K-Pop
Kim Jong-un Asyik Tonton Konser K-Pop
A A A
PYONGYANG - Ketegangan antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) mencair saat pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un dan istrinya, Ri Sol-ju, menonton konser K-pop di Pyongyang, kemarin.

Itu pertama kalinya seorang pemimpin Korut menghadiri pertunjukan Korsel di ibu kota Korut. Kim juga terlihat bertepuk tangan dan berfoto bersama dengan para penyanyi K-pop.

“Pemimpin tertingi kita mengatakan hatinya melayang dan dia gembira karena rakyatnya senang. Mereka (warga Korut) paham budaya populer Korsel,” tulis kantor berita Korut, KCNA.

Warga Korut yang menonton konser larut dalam suka cita dan turut bernyanyi lagu-lagu yang dinatunkan bintang K-pop selama dua jam. Para musisi Korsel juga diberikan bunga setelah pertunjukkan. “Kim Jong-un menunjukkan ketertarikannya selama pertunjukkan dan bertanya tentang lagu dan lirik,” kata menteri Budaya Korsel Do Jong-whan.

Konser bertajuk “Spring is Coming” digelar di East Pyongyang Grand Theatre mendatangkan banyak bintang K-pop ternama, seperti Cho Yong-pil, Lee Sun-hee, bintang rock Yoon Do-hyun dan penyanyi Baek Ji-young, serta girl band K-pop Red Velvet. “Pertunjukan ini membawa musim perdamaian bagi dua Korea dan mengekspresikan harapan untuk musim gugur yang sejahtera,” kata Kim Jong-un.

Foto Kim bersama dengan penyanyi K-pop juga disebarkan media Korut. Dia juga tampak berbicara dengan anggota Red Velvet yang memiliki 4,6 juta pengikut di Instagram.

Kementerian Kebudayaan Korsel mengungkapkan delegasi Korsel berangkat ke Pyongyang pada Sabtu (31/3) lalu. Itu merupakan kunjungan kebudayaan setelah Korut mengirimkan senimannya ke Korsel pada Februari lalu.

Seohyun, aktris dan vokalis Girls' Generation, menyanyikan lagu pop Korut berjudul “Blue Willow Tree”. Kemudian, Cho Yong-pil, 68, menyikan lagu berjudul, "The Cafe in the Winter", "Short Hair" dan "Let's Go on a Trip". Cho pertama tampil pada konsor solo di Pyongyang pada 2005. Para penyanyi K-pop juga akan kembali menggelar konser pada hari ini di Pyongyang.

Sementara itu, citra Kim Jong-un yang tertawa bersama dengan penyanyi K-pop menunjukkan hal yang kontras seperti apa yang dikatakan para pembelot Korut. “Para pengungsi Korut konsisten menyampaikan laporan kalau Kim sebenarnya sangat berbahaya,” kata Sokeel Park, Direktur Liberty, lembaga bantuan pengungsi di Korsel.

Survei 2015 terhadap para pengungsi Korut menyatakan kalau 77% responden menyatakan suara Kim di radio dikenal sangat menakutkan dan berbahaya. Di Korut, menonton film Korsel juga merupakan hal yang dilarang. Jika tertangkap menonton film Korsel, maka warga Korut akan dijebloskan ke penjara.

Kemudian, mantan ketua badan intelijen Korut, Kim Yong-chol, yang mengurusi hubungan antar-Korea, bertemu dengan para jurnalis Korsel. Dia meminta maaf karena para jurnalis Korsel tidak bisa meliput konser.

“Kami berkewajiban membantu para wartawan dari Selatan untuk melakukan peliputan bebas dan mengambil gambar secara mudah. Adalah salah bagi kami menghalangi peliputan media dan pengambilan gambar secara bebas," kata Kim Yong-chol. Dia mengungkapkan, larangan peliputan itu tidak disengaja.

Ditambahkannya kasus itu terjadi karena mungkin tidak ada koordinasi memadai antara bagian keamanan dan panitia penyelenggara pentas . "Acara pada hari Minggu itu spesial karena pemimpin tertinggi (Kim Jong-un) menghadirinya. Saya pikir mungkin tidak ada koordinasi yang cukup antara bagian keamanan pemimpin tertinggi dan penyelenggara konser," kata Kim Yong-chol.

Kecuali satu juru kamera saja, seluruh awak media Korsel yang menyertai rombongan K-pop ke ibu kota Korut tersebut dilarang meliput konser. Mereka hanya diperbolehkan meliput konser dengan menonton dari layar televisi yang disediakan di ruang ganti. Pemerintah Korsel lantas menyampaikan protes kepada pihak berwenang Korut atas pembatasan terhadap para wartawan yang rencananya meliput acara itu.

Ketegangan antara Korsel dan Korut memuncak pada tahun lalu setelah Pyongyang melakukan uji coba nuklir dan misil balistik. Tapi, ketegangan menunjukkan penurunan setelah Korut mengirimkan atlet ke Olimpiade Musim Dingin di Korsel pada februari lalu. Secara teknis, kedua negara tetangga iu masih dalam kondisi perang sejak konflik 1950-1953 dengan berakhirnya genjata senjata, bukan perjanjian damai.

Kedua Korea dijadwalkan menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) pertama dalam satu dekade terakhir pada 27 April mendatang. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4433 seconds (0.1#10.140)