China Bersiap Buka Jembatan Laut Terpanjang di Dunia
A
A
A
BEIJING - Pemerintah China bersiap untuk meresmikan dan membuka jembatan laut terpanjang di dunia tahun ini. Jembatan sepanjang 55km ini menghubungkan Hong Kong, Makau dan China daratan.
Proyek ini memakan waktu tujuh tahun. Selain memiliki panjang 55km, jembatan laut ini memiliki enam lajur.
Proyek bernilai miliaran dollar Amerika Serikat ini dibangun menggunakan lebih banyak baja dibandingkan dengan 60 Menara Eiffel di Paris, Prancis.
"Kami telah memasukkan banyak ahli asing dari Inggris, AS, Denmark, Swiss, Jepang, dan Belanda," kata Gao Xinglin, pemimpin tim proyek jembatan kepada Al Jazeera, yang dilansir Senin (2/4/2018). "Mereka berasal dari sekitar 14 negara," ujarnya.
Jembatan ini akan memangkas waktu perjalanan menjadi setengahnya, di mana perjalanan dari China daratan, Makau, dan Hong Kong bisa ditempuh dalam satu jam perjalanan satu sama lain.
Meski demikian, proyek ini telah mengundang kritik atas pengeluaran yang berlebihan dan beberapa kecelakaan fatal.
Namun, pihak berwenang China memuji proyek yang sudah selesai tersebut. Mereka mengundang media asing pekan ini untuk memeriksa jembatan yang tanggal peresmiannya belum dikonfirmasi.
"Kami berharap bahwa teman-teman dari pers dapat mengambil kesempatan ini untuk melihat pencapaian baru China di era baru dan kemajuan baru dari 'satu negara, dua sistem'," kata Song Ruan, wakil komisaris di Kementerian Luar Negeri China.
Hong Kong merupakan bekas koloni Inggris yang dikembalikan ke China pada tahun 1997 di bawah perjanjian "satu negara, dua sistem". Perjanjian ini memastikan kebebasan, termasuk penerapan sistem hukum secara terpisah.
Jembatan baru ini diperkirakan akan dilewati 40.000 kendaraan per hari, termasuk bus antar-jemput yang beroperasi pada interval 10 menit.
Proyek ini memakan waktu tujuh tahun. Selain memiliki panjang 55km, jembatan laut ini memiliki enam lajur.
Proyek bernilai miliaran dollar Amerika Serikat ini dibangun menggunakan lebih banyak baja dibandingkan dengan 60 Menara Eiffel di Paris, Prancis.
"Kami telah memasukkan banyak ahli asing dari Inggris, AS, Denmark, Swiss, Jepang, dan Belanda," kata Gao Xinglin, pemimpin tim proyek jembatan kepada Al Jazeera, yang dilansir Senin (2/4/2018). "Mereka berasal dari sekitar 14 negara," ujarnya.
Jembatan ini akan memangkas waktu perjalanan menjadi setengahnya, di mana perjalanan dari China daratan, Makau, dan Hong Kong bisa ditempuh dalam satu jam perjalanan satu sama lain.
Meski demikian, proyek ini telah mengundang kritik atas pengeluaran yang berlebihan dan beberapa kecelakaan fatal.
Namun, pihak berwenang China memuji proyek yang sudah selesai tersebut. Mereka mengundang media asing pekan ini untuk memeriksa jembatan yang tanggal peresmiannya belum dikonfirmasi.
"Kami berharap bahwa teman-teman dari pers dapat mengambil kesempatan ini untuk melihat pencapaian baru China di era baru dan kemajuan baru dari 'satu negara, dua sistem'," kata Song Ruan, wakil komisaris di Kementerian Luar Negeri China.
Hong Kong merupakan bekas koloni Inggris yang dikembalikan ke China pada tahun 1997 di bawah perjanjian "satu negara, dua sistem". Perjanjian ini memastikan kebebasan, termasuk penerapan sistem hukum secara terpisah.
Jembatan baru ini diperkirakan akan dilewati 40.000 kendaraan per hari, termasuk bus antar-jemput yang beroperasi pada interval 10 menit.
(mas)