Rusia Bantah Bantu Taliban Afghanistan
A
A
A
KABUL - Rusia membantah tudingan komandan NATO di Afghanistan yang menyebut Moskow mendukung bahkan memasok senjata ke Taliban. Tudingan ini menjadi warna dalam ketegangan atas keterlibatan Moskow dalam konflik.
Dalam sebuah wawancara, Jenderal John Nicholson mengatakan, Rusia telah bertindak untuk melemahkan upaya Amerika Serikat (AS) di Afghanistan meskipun ada kepentingan bersama dalam memerangi terorisme dan narkotika. Ia menyebut ada indikasi bahwa Moskow memberikan dukungan keuangan dan bahkan senjata.
"Kami telah membawa senjata ke markas ini dan diberikan kepada kami oleh para pemimpin Afghanistan dan mengatakan ini diberikan oleh Rusia kepada Taliban," katanya.
Sebuah pernyataan dari kedutaan Rusia di Kabul menepis komentar itu, menyebutnya sebagai "omong kosong". Pernyataan ini sekaligus mengulangi bantahan sebelumnya oleh para pejabat Rusia.
"Sekali lagi, kami bersikeras bahwa pernyataan seperti itu benar-benar tidak berdasar dan meminta para pejabat untuk tidak berbicara omong kosong," kata kedutaan Rusia seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/3/2018).
Para komandan AS, termasuk Nicholson, telah mengatakan pada beberapa kesempatan selama tahun lalu bahwa Rusia mungkin memasok senjata ke Taliban. Meskipun begitu, tuduhan ini tidak dibarengi dengan bukti yang dipublikasikan.
Komentar Nicholson juga muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara anggota NATO dan Moskow terkait kasus Sergei Skripal. Skripal adalah mantan agen intelijen Rusia yang kini berada dalam kondisi kritis setelah diracun dengan zat saraf langka di Inggris.
Para pejabat Rusia mengatakan bahwa kontak terbatas mereka dengan Taliban ditujukan untuk mendorong pembicaraan damai dan menjamin keselamatan warga Rusia. Moskow menawarkan untuk membantu mengoordinasikan pembicaraan damai di Afghanistan.
Para pejabat Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu telah memiliki hubungan yang signifikan dengan Moskow sejak setidaknya 2007. Taliban menambahkan bahwa keterlibatan Rusia tidak melampaui dukungan moral dan politik.
Moskow sangat kritis terhadap AS dan NATO atas penanganan perang di Afghanistan. Namun, pada awalnya, Rusia membantu menyediakan helikopter untuk militer Afghanistan dan menyetujui rute pasokan untuk bahan koalisi melalui Rusia.
Sebagian besar kerja sama itu telah runtuh ketika hubungan antara Rusia dan Barat memburuk dalam beberapa tahun terakhir atas konflik di Ukraina dan Suriah.
Dalam sebuah wawancara, Jenderal John Nicholson mengatakan, Rusia telah bertindak untuk melemahkan upaya Amerika Serikat (AS) di Afghanistan meskipun ada kepentingan bersama dalam memerangi terorisme dan narkotika. Ia menyebut ada indikasi bahwa Moskow memberikan dukungan keuangan dan bahkan senjata.
"Kami telah membawa senjata ke markas ini dan diberikan kepada kami oleh para pemimpin Afghanistan dan mengatakan ini diberikan oleh Rusia kepada Taliban," katanya.
Sebuah pernyataan dari kedutaan Rusia di Kabul menepis komentar itu, menyebutnya sebagai "omong kosong". Pernyataan ini sekaligus mengulangi bantahan sebelumnya oleh para pejabat Rusia.
"Sekali lagi, kami bersikeras bahwa pernyataan seperti itu benar-benar tidak berdasar dan meminta para pejabat untuk tidak berbicara omong kosong," kata kedutaan Rusia seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/3/2018).
Para komandan AS, termasuk Nicholson, telah mengatakan pada beberapa kesempatan selama tahun lalu bahwa Rusia mungkin memasok senjata ke Taliban. Meskipun begitu, tuduhan ini tidak dibarengi dengan bukti yang dipublikasikan.
Komentar Nicholson juga muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara anggota NATO dan Moskow terkait kasus Sergei Skripal. Skripal adalah mantan agen intelijen Rusia yang kini berada dalam kondisi kritis setelah diracun dengan zat saraf langka di Inggris.
Para pejabat Rusia mengatakan bahwa kontak terbatas mereka dengan Taliban ditujukan untuk mendorong pembicaraan damai dan menjamin keselamatan warga Rusia. Moskow menawarkan untuk membantu mengoordinasikan pembicaraan damai di Afghanistan.
Para pejabat Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu telah memiliki hubungan yang signifikan dengan Moskow sejak setidaknya 2007. Taliban menambahkan bahwa keterlibatan Rusia tidak melampaui dukungan moral dan politik.
Moskow sangat kritis terhadap AS dan NATO atas penanganan perang di Afghanistan. Namun, pada awalnya, Rusia membantu menyediakan helikopter untuk militer Afghanistan dan menyetujui rute pasokan untuk bahan koalisi melalui Rusia.
Sebagian besar kerja sama itu telah runtuh ketika hubungan antara Rusia dan Barat memburuk dalam beberapa tahun terakhir atas konflik di Ukraina dan Suriah.
(ian)