Rusia Sebut Serangan Taliban 'Kehabisan Bensin'

Jum'at, 06 Agustus 2021 - 05:10 WIB
loading...
Rusia Sebut Serangan Taliban Kehabisan Bensin
Rusia menyebut serangan Taliban kehabisan bensin seiring keberhasilan pasukan pemerintah Afghanistan merebut sejumlah wilayah. Foto/The Jerusalem Post
A A A
MOSKOW - Serangan Taliban di Afghanistan secara bertahap "kehabisan bensin" karena kelompok itu tidak memiliki sumber daya untuk mengambil alih kota-kota besar. Hal itu diungkapkan seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Rusia .

Wakil Kepala Informasi dan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexander Vikantov, mengutip sejumlahh contoh di mana pasukan pemerintah Afghanistan dapat merebut kembali beberapa distrik yang direbut oleh Taliban bulan lalu, meskipun ia menambahkan bahwa aktivitas Taliban bulan ini di dekat pusat-pusat provinsi besar.

"Taliban kekurangan sumber daya untuk mengambil alih dan menguasai kota-kota besar termasuk Ibu Kota, Kabul. Serangan mereka secara bertahap kehabisan tenaga," katanya.

"Rusia akan terus mendesak untuk melakukan pembicaraan damai," tambahnya seperti dikutip dari US News, Jumat (6/8/2021).



Keuntungan teritorial cepat Taliban di daerah pedesaan Afghanistan selama beberapa bulan terakhir membuat banyak orang lengah, terutama pemerintah Afghanistan.

Sementara laju serangan itu melambat, para pejuang Taliban telah mengalihkan perhatian mereka ke pusat-pusat kota, menembus jauh ke dalam tiga ibu kota provinsi utama, yang banyak dikhawatirkan bisa jatuh ke dalam kendali Taliban.

Pertempuran sangat sengit di dalam kota Herat, dekat perbatasan barat dengan Iran, Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand di barat daya, dan Kandahar di selatan.

Tiga komandan Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah mengubah strategi dari menargetkan daerah pedesaan menjadi menyerang kota-kota provinsi, sebagai tanggapan atas peningkatan serangan udara Amerika Serikat (AS) setelah AS mengatakan akan mengakhiri perang terpanjangnya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1769 seconds (0.1#10.140)