ISIS Klaim Serangan dan Penyanderaan di Prancis

Sabtu, 24 Maret 2018 - 02:11 WIB
ISIS Klaim Serangan...
ISIS Klaim Serangan dan Penyanderaan di Prancis
A A A
PARIS - Kelompok Islamic State atau ISIS melalui media propagandanya, Amaq, mengklaim bertanggung jawab atas serangan dan panyanderaan di sebuah supermarket di Prancis pada hari Jumat.

Pelaku serangan membunuh tiga orang dan menyandera sekitar delapan orang sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi. Penyerang mengaku sebagai anggota ISIS dan aksinya sebagai pembalasan atas apa yang terjadi di Suriah dan Irak.

Pemerintah Prancis semula menyatakan insiden di supermarket Super U di Tebres adalah aksi terorisme. Namun, beberapa jam kemudian pemerintah meralatnya.

Baca Juga: Serangan Teror Guncang Prancis, 4 Orang Tewas, 12 Luka

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb mengatakan pelaku yang membunuh tiga orang tidak terkait dengan kelompok jihadis dan hanya merupakan kejahatan kecil.

Collomb mengidentifikasi pelaku bernama Redouane Lakdim, 26, warga Carcassonne. “Kami telah memantau dia dan berpikir tidak ada radikalisasi,” katanya.

Menteri Collomb juga memuji kepahlawanan seorang perwira polisi, yang secara sukarela menukar diri dengan seorang sandera di supermarket Super U. Perwira itu kini terluka parah. Dia mampu menjaga ponselnya tetap aktif saat menjadi sandera dan tetap berhubungan dengan pasukan keamanan selama kebuntuan terjadi.

Baca Juga: Pelaku Serangan Teror Prancis Mengaku ISIS dan Pekik Takbir

Collomb mengatakan bahwa unit pasukan elite Prancis menyerbu supermarket setelah mereka mendengar tembakan di dalam supermarket. Penyerang lantas ditembak mati.

Meski ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Tebres, namun tak ada bukti yang mendukung klaim kelompok tersebut.

Sementara itu, Presiden Emmanuel Macron masih menyebut pembunuhan tiga orang di Prancis selatan pada hari Jumat itu sebagai tindakan terorisme.

”Saya ingin memberi tahu bangsa ini tentang tekad mutlak saya dalam memimpin pertarungan ini," kata Macron.

”Saya mendesak warga Perancis kami untuk tetap sadar akan ancaman teroris, tetapi juga harus menyadari kekuatan dan perlawanan rakyat yang ditunjukkan setiap kali diserang,” kata Macron, seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/3/2018).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9778 seconds (0.1#10.140)