Pelaku Serangan Teror Prancis Mengaku ISIS dan Pekik Takbir

Jum'at, 23 Maret 2018 - 23:09 WIB
Pelaku Serangan Teror...
Pelaku Serangan Teror Prancis Mengaku ISIS dan Pekik Takbir
A A A
TREBES - Empat orang tewas termasuk pelaku dalam insiden penembakan dan penyanderaan di sebuah supermarket di Prancis, Jumat (23/3/2018). Pemerintah menyatakannya sebagai serangan teror.

Pelaku serangan mengaku sebagai anggota kelompok Islamic State atau ISIS. Dalam aksinya, pelaku memekikkan takbir dan mengancam akan membunuh semua orang sebelum akhirnya mengumbar tembakan.

Pelaku—pria keturunan Marokok berusia 20-an tahun—sempat menembaki polisi. Pelaku telah membunuh tiga orang dan menyandera sekitar delapan orang sebelum akhirnya ditembak mati.

Menteri Dalam Negeri Gerard Collomb mengatakan, pasukan polisi terpaksa menyerbu supermarket di Trebes dan menembak mati pelaku penembakan dan panyanderaan.

Menurut Collomb, pelaku bertindakan sendirian. Selain tiga orang tewas dalam insiden ini, sebanyak 12 orang lainnya dilaporkan terluka.

Penyerang, kata Collomb, menuntut pembebasan Salah Abdeslam—tersangka utama serangan teror di Paris tahun 2015 yang menewaskan 130 orang. Abdeslam merupakan warga Prancis keturunan Maroko yang lahir dan dibesarkan di Belgia.

Polisi belum merilis identitas pelaku serangan teror di Trebes. Penyerang mulai beraksi dengan membajak sebuah mobil dan menembak mati satu orang di Carcassonne. Dia kemudian menembak petugas polisi sebelum menyandera beberapa orang di supermarket Super U di Trebes.

Baca Juga: Serangan Teror Guncang Prancis, 4 Orang Tewas, 12 Luka

Presiden Emmanuel Macron mengatakan insiden itu terindikasi sebagai serangan teroris dan pasukan keamanan telah bertindakan mengamankan kota.

Wali Kota Trebes Eric Menassi mengatakan kepada LCI TV bahwa penyerang memasuki supermarket Super-U sambil memekikkan takbir; ”Allahu Akbar, saya akan membunuhmu semua,” teriak penyerang seperti ditirukan Menassi.

Carole, warga yang sedang berbelanja di supermarket, menggambarkan situasi di mana orang-orang berlindung di ruangan yang dingin saat penyanderaan dan penembakan berlangsung.

”Seorang pria berteriak dan menembak beberapa kali. Saya melihat pintu kamar yang dingin, saya meminta orang-orang datang dan berlindung,” katanya kepada radio Franceinfo. ”Kami sepuluh (orang), dan kami tinggal selama satu jam. Ada lebih banyak tembakan dan kami keluar dari pintu belakang.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0971 seconds (0.1#10.140)