Tantang China, AS Kirim 1.000 Lebih Marinir ke Australia

Jum'at, 23 Maret 2018 - 10:28 WIB
Tantang China, AS Kirim 1.000 Lebih Marinir ke Australia
Tantang China, AS Kirim 1.000 Lebih Marinir ke Australia
A A A
SYDNEY - Menteri Pertahanan Australia mengatakan Amerika Serikat (AS) akan memecahkan rekor pengiriman personil Marinir untuk berlatih bersama dengan negara itu. Pernyataan ini muncul di tengah-tengah usaha Washington untuk melawan apa yang digambarkan sebagai agresi China di wilayah tersebut.

Marise Payne mengatakan 1.587 Marinir AS akan menghabiskan pelatihan selama enam bulan di bagian utara Australia yang terpencil. Jumlah ini meningkat hampir 27 persen di banding pada 2017 lalu untuk program yang dikenal sebagai Force Posture Initiatives.

"Militer AS memainkan peran penting dalam menjamin keamanan dan stabilitas di seluruh Indo Pasifik, dan Force Posture Initiatives akan menjadi komponen penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan selama beberapa dekade mendatang," kata Payne dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/3/2018).

Penyebaran pasukan, pertama kali diperkenalkan pada tahun 2011 sebagai bagian dari "poros AS" ke Asia, telah muncul sebagai indikator kunci komitmen Washington untuk wilayah Pasifik di bawah Presiden AS Donald Trump. Ini sekaligus menunjukkan kesediannya untuk melawan pengaruh Tiongkok di wilayah di mana ketegangan telah melonjak di tengah-tengah perselisihan atas Laut Cina Selatan.

China mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan, rute perdagangan penting yang juga diyakini mengandung sejumlah besar minyak dan gas alam. Negeri Tirai Bambu itu juga telah membangun pulau buatan di terumbu karang, beberapa dengan pelabuhan dan jalur udara.

Dalam sebuah langkah yang cenderung mengganggu Beijing, Marinir AS akan berlatih dengan personil dari Australia, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand, beberapa negara yang juga memiliki klaim atas Laut Cina Selatan.

"China akan memantau apa pun yang dilakukan AS dan akan lebih memilih bahwa Amerika Serikat tidak bekerja dengan negara-negara Asia yang termasuk dalam latihan ini," kata direktur program keamanan internasional di lembaga think tank Australia, Lowy Institute, Euan Graham.

"Beijing ingin berurusan satu-satu dengan negara-negara Asia Tenggara yang memiliki klaim balasan," imbuhnya.

Pengerahan militer juga mengancam untuk semakin memperlemah hubungan Australia-Cina.

Australia, sekutu setia AS tanpa klaim atas Laut Cina Selatan, telah lama mempertahankan netralitasnya dalam sengketa untuk melindungi hubungan ekonominya dengan China.

Namun hubungan bilateral keduanya telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir setelah Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan bahwa China secara tidak semestinya mencampuri urusan Canberra, sebuah tuduhan yang memicu protes langka dari Beijing.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7531 seconds (0.1#10.140)