Tidak Hanya China, AUKUS Juga Ditujukan Terhadap Rusia

Selasa, 21 September 2021 - 20:04 WIB
loading...
Tidak Hanya China, AUKUS...
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev menilai aliansi AUKUS ditujukan terhadap Rusia dan China. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev menggambarkan aliansi AUKUS yang terdiri dari Australia , Inggris dan Amerika Serikat (AS) sebagai aliansi militer lain yang diarahkan terhadap Rusia dan China . Ia juga menekankan bahwa "usaha" ini menempatkan seluruh arsitektur keamanan Asia dalam bahaya.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar Argumenty i Fakty Rusia, Patrushev menggambarkan aliansi QUAD, yang terdiri dari AS, India, Australia, dan Jepang, sebagai "prototipe NATO Asia."



"Washington akan mencoba melibatkan negara lain dalam organisasi ini, terutama untuk mengejar kebijakan anti-China dan anti-Rusia," kata Patrushev.

“Beberapa saat yang lalu, sebuah blok militer baru dibentuk di kawasan itu, AUKUS AS-Inggris-Australia, yang mengejar tujuan yang sama. Hebatnya, Amerika memeras mitra mereka Prancis, meraih kesepakatan yang menguntungkan untuk pembangunan kapal selam nuklir untuk Canberra. Rupanya, solidaritas Atlantik ada harganya," tambah Patrushev.

"Demi mewujudkan usaha Gedung Putih lainnya, demi memperkuat kontrol atas kawasan Asia-Pasifik yang menjanjikan, seluruh arsitektur keamanan di Asia terpapar bahaya dan prasyarat sedang dibuat untuk merusak prestise Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara dan asosiasi regional lainnya," kata kepala dewan keamanan Rusia itu seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (21/9/2021).



Berbicara tentang Afghanistan, Nikolai Patrushev memperingatkan bahwa kegagalan kebijakan AS di Afghanistan menciptakan kondisi untuk krisis migrasi baru yang bisa lebih dalam daripada yang terjadi pada tahun 2015.

"Setelah kegagalan AS di Afghanistan, kondisi sedang dibentuk untuk krisis migrasi baru, bahkan yang lebih parah daripada tahun 2015. Saat itu, Mediterania melihat gelombang besar pengungsi dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, yang dihancurkan oleh Amerika dan Eropa, angka itu masih belum bisa dihitung," ujar Patrushev.

Patrushev menekankan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya harus memikul tanggung jawab untuk merusak stabilitas di negara-negara asing, termasuk melalui pemberian kompensasi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2164 seconds (0.1#10.140)