Rusia: AS Tengah Bermain dengan Api

Sabtu, 17 Februari 2018 - 06:57 WIB
Rusia: AS Tengah Bermain...
Rusia: AS Tengah Bermain dengan Api
A A A
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) memainkan permainan berbahaya dengan isu Kurdi yang dapat menyebabkan masalah di negara-negara dengan populasi Kurdi. Peringatan itu diucapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Menurut Lavrov perlu dipikirkan untuk memastikan hak yang sama bagi orang Kurdi di perbatasan negara-negara tempat mereka tinggal saat ini, bukan mencoba mengganggu kawasan ini. Hal itulah yang tengah dilakukan oleh AS.

"Bermain dengan isu Kurdi, dalam pengertian pemahaman sempit tentang maksud geopolitik sendiri hanya di satu bagian wilayah ini, seperti yang dilakukan Amerika Serikat sekarang, sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan masalah besar di berbagai wilayah negara lain di mana masalah Kurdi ada dan di mana ada populasi Kurdi," tutur Lavrov seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (17/2/2018).

Lavrov menyebut konflik saat ini antara Kurdi dan Turki di wilayah utara Suriah, Afrin, merupakan tanda dari pandangan singkat kebijakan AS di wilayah tersebut.

"Peristiwa ini sekali lagi menunjukkan kepedihan atau bahkan kejahatan Amerika Serikat. Selama dua tiga tahun, unit khusus AS beroperasi secara ilegal di Suriah tanpa permintaan Damaskus atau mandat yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB. Sejak awal Amerika Serikat bertaruh pada suku Kurdi yang mengabaikan masalah Turki," jelas Lavrov.

Pria berkacamata itu lantas mengatakan bahwa Ankara selalu secara terbuka menyatakan posisinya pada orang Kurdi Suriah yang menyebut organisasi mereka berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdistan Turki (PKK) yang dilarang.

"Meskipun begitu, Amerika Serikat terus-menerus dan secara besar-besaran menyediakan senjata bagi unit-unit Kurdi yang mengabaikan posisi Turki," Lavrov menambahkan.

Turki meluncurkan operasi militernya melawan kelompok Kurdi di Afrin pada 20 Januari. Ankara mengatakan serangannya ditujukan untuk membersihkan perbatasan Turki dengan Suriah dari kehadiran teroris. Operasi tersebut tidak didukung oleh Amerika Serikat.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9471 seconds (0.1#10.140)