Pangeran Alwaleed Nego 'Uang Bebas' dengan Pemerintah Saudi
A
A
A
JEDDAH - Miliarder Arab Saudi; Pangeran Alwaleed bin Talal, yang ditahan selama lebih dari dua bulan dalam operasi anti-korupsi, sedang menegosiasikan upaya penyelesaian dengan pihak berwenang Saudi. Namun sejauh ini, nilai “uang bebas” yang ditawarkan sang pangeran belum disetujui.
Pangeran Alwaleed—yang kekayaan bersihnya diperkirakan majalah Forbes mencapai USD17 miliar (Rp226,6 triliun)—adalah ketua dan pemilik perusahaan investasi internasional Kingdom Holding, dan salah satu pengusaha paling terkemuka di Saudi.
”Dia menawarkan angka tertentu tapi tidak memenuhi angka yang dibutuhkan darinya, dan sampai hari ini jaksa agung belum menyetujuinya,” kata pejabat Saudi yang berbicara tanpa menyebut nama karena terikat peraturan pemerintah, seperti dikutip Reuters, Senin (15/1/2018).
Sumber kedua yang paham dengan kasus Pangeran Alwaleed mengatakan kepada Reuters bahwa nominal yang telah ditawarkan untuk memberikan ”sumbangan” kepada pemerintah Saudi itu akan menghindari pengakuan kesalahan. Sumber itu juga membenarkan bahwa pemerintah Saudi masih menolak tawaran tersebut.
Harga saham Kingdom Holding melonjak sebanyak 9,8 persen pada hari Minggu sebagai imbas berita soal upaya kesepakatan tersebut.
Sejak awal November Pangeran Alwaleed telah ditahan bersama puluhan elite politik dan pebisnis Arab Saudi lainnya dalam operasi anti-korupsi. Mereka ditahan di hotel mewah Ritz Carlton di Riyadh.
Pejabat Saudi mengatakan bahwa para tahanan masih berupaya mempertahankan sejumlah kekayaaan senilai sekitar USD100 miliar yang menjadi hak negara.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang melancarkan tindakan keras anti-korupsi tersebut, telah mengindikasikan bahwa dia ingin menutup kasus itu dengan cepat. Dia berharap sebagian besar tersangka akan memutuskan sebuah kesepakatan.
Pangeran Alwaleed dikenai berbagai tuduhan termasuk pencucian uang, penyuapan dan pemerasan pejabat. Namun, baik dirinya maupun perusahaannya tidak berkomentar secara terbuka atas tuduhan tersebut. Kingdom Holding, yang mengatakan bahwa pihaknya terus beroperasi secara normal, tidak menanggapi permintaan komentar saat ditanya mengenai perundingan kesepakatan untuk pembebasan Pangeran Alwaleed.
Sementara itu, raksasa konstruksi Saudi Binladin Group mengatakan pada hari Sabtu bahwa beberapa pemegang sahamnya kemungkinan telah mengalihkan sebagian kepemilikan mereka ke negara sebagai bagian dari penyelesaian kesepakatan dengan pihak berwenang. Ketua perusahaan Bakr Bin Laden dan beberapa anggota keluarganya ditahan dalam tindakan keras anti-korupsi.
Pada akhir November, Pangeran Arab Saudi Miteb bin Abdullah, yang pernah dipandang sebagai pesaing utama perebutan takhta, telah dibebaskan setelah setuju membayar lebih dari USD1 miliar. Angka itu diungkap seorang pejabat Saudi.
Pangeran Alwaleed—yang kekayaan bersihnya diperkirakan majalah Forbes mencapai USD17 miliar (Rp226,6 triliun)—adalah ketua dan pemilik perusahaan investasi internasional Kingdom Holding, dan salah satu pengusaha paling terkemuka di Saudi.
”Dia menawarkan angka tertentu tapi tidak memenuhi angka yang dibutuhkan darinya, dan sampai hari ini jaksa agung belum menyetujuinya,” kata pejabat Saudi yang berbicara tanpa menyebut nama karena terikat peraturan pemerintah, seperti dikutip Reuters, Senin (15/1/2018).
Sumber kedua yang paham dengan kasus Pangeran Alwaleed mengatakan kepada Reuters bahwa nominal yang telah ditawarkan untuk memberikan ”sumbangan” kepada pemerintah Saudi itu akan menghindari pengakuan kesalahan. Sumber itu juga membenarkan bahwa pemerintah Saudi masih menolak tawaran tersebut.
Harga saham Kingdom Holding melonjak sebanyak 9,8 persen pada hari Minggu sebagai imbas berita soal upaya kesepakatan tersebut.
Sejak awal November Pangeran Alwaleed telah ditahan bersama puluhan elite politik dan pebisnis Arab Saudi lainnya dalam operasi anti-korupsi. Mereka ditahan di hotel mewah Ritz Carlton di Riyadh.
Pejabat Saudi mengatakan bahwa para tahanan masih berupaya mempertahankan sejumlah kekayaaan senilai sekitar USD100 miliar yang menjadi hak negara.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang melancarkan tindakan keras anti-korupsi tersebut, telah mengindikasikan bahwa dia ingin menutup kasus itu dengan cepat. Dia berharap sebagian besar tersangka akan memutuskan sebuah kesepakatan.
Pangeran Alwaleed dikenai berbagai tuduhan termasuk pencucian uang, penyuapan dan pemerasan pejabat. Namun, baik dirinya maupun perusahaannya tidak berkomentar secara terbuka atas tuduhan tersebut. Kingdom Holding, yang mengatakan bahwa pihaknya terus beroperasi secara normal, tidak menanggapi permintaan komentar saat ditanya mengenai perundingan kesepakatan untuk pembebasan Pangeran Alwaleed.
Sementara itu, raksasa konstruksi Saudi Binladin Group mengatakan pada hari Sabtu bahwa beberapa pemegang sahamnya kemungkinan telah mengalihkan sebagian kepemilikan mereka ke negara sebagai bagian dari penyelesaian kesepakatan dengan pihak berwenang. Ketua perusahaan Bakr Bin Laden dan beberapa anggota keluarganya ditahan dalam tindakan keras anti-korupsi.
Pada akhir November, Pangeran Arab Saudi Miteb bin Abdullah, yang pernah dipandang sebagai pesaing utama perebutan takhta, telah dibebaskan setelah setuju membayar lebih dari USD1 miliar. Angka itu diungkap seorang pejabat Saudi.
(mas)