Pakistan Tindak Tegas Teroris, AS Akan Pulihkan Bantuan Militer
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan mengembalikan bantuan keamanan ke Pakistan jika melihat tindakan "menentukan" terhadap kelompok-kelompok teror termasuk jaringan Taliban dan Haqqani. Demikian pernyataan Menteri Pertahanan AS James Mattis.
"Kami masih bekerja dengan Pakistan, dan kami akan memulihkan bantuan jika kami melihat gerakan tegas terhadap para teroris, yang merupakan ancaman besar terhadap Pakistan karena mereka melawan kami," kata Mattis seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (7/1/2018).
Pernyataan ini dikeluarkan Mattis sehari setelah pemerintah Trump mengumumkan akan mencabut bantuan keamanan ke Islamabad.
Pada hari Kamis, juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengumumkan bahwa hampir semua bantuan ke Pakistan akan dicabut setelah menuduh negara tersebut menyediakan tempat yang aman bagi para teroris yang berperang di Afghanistan. Bantuan ini mencakup USD255 juta dana militer asing untuk tahun fiskal 2016 sebagaimana diamanatkan oleh Kongres.
"Saya pikir banyak dari Anda sadar bahwa Pakistan telah kehilangan lebih banyak tentara - secara total daripada NATO, pasukan gabungan dalam perang melawan teroris," ujar Mattis.
"Tapi, kami memiliki perselisihan pendapat, ketidaksepakatan yang kuat mengenai beberapa masalah, dan kami sedang mengerjakannya," ungkapnya.
Ketika ditanya apakah dia khawatir bahwa pasokan militer ke AS dan pasukan koalisi, yang diangkut dengan truk melalui Pakistan, akan terpengaruh oleh hubungan yang memburuk, Mattis mengatakan: "Tidak, saya tidak peduli dengan itu."
Ketegangan antara Washington dan Islamabad telah meningkat sejak Trump men-tweet pada hari Senin bahwa AS telah "dengan bodohnya" memberikan miliaran dolar bantuan ke Pakistan.
Selain itu, AS juga menempatkan Pakistan dalam daftar perhatian khusus untuk pelanggaran berat kebebasan beragama.
Pakistan menolak langkah AS dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tenggat waktu yang sewenang-wenang, pernyataan sepihak dan mengubah situasi secara tidak adil kontra-produktif dalam menghadapi ancaman umum.
"Kami masih bekerja dengan Pakistan, dan kami akan memulihkan bantuan jika kami melihat gerakan tegas terhadap para teroris, yang merupakan ancaman besar terhadap Pakistan karena mereka melawan kami," kata Mattis seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (7/1/2018).
Pernyataan ini dikeluarkan Mattis sehari setelah pemerintah Trump mengumumkan akan mencabut bantuan keamanan ke Islamabad.
Pada hari Kamis, juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengumumkan bahwa hampir semua bantuan ke Pakistan akan dicabut setelah menuduh negara tersebut menyediakan tempat yang aman bagi para teroris yang berperang di Afghanistan. Bantuan ini mencakup USD255 juta dana militer asing untuk tahun fiskal 2016 sebagaimana diamanatkan oleh Kongres.
"Saya pikir banyak dari Anda sadar bahwa Pakistan telah kehilangan lebih banyak tentara - secara total daripada NATO, pasukan gabungan dalam perang melawan teroris," ujar Mattis.
"Tapi, kami memiliki perselisihan pendapat, ketidaksepakatan yang kuat mengenai beberapa masalah, dan kami sedang mengerjakannya," ungkapnya.
Ketika ditanya apakah dia khawatir bahwa pasokan militer ke AS dan pasukan koalisi, yang diangkut dengan truk melalui Pakistan, akan terpengaruh oleh hubungan yang memburuk, Mattis mengatakan: "Tidak, saya tidak peduli dengan itu."
Ketegangan antara Washington dan Islamabad telah meningkat sejak Trump men-tweet pada hari Senin bahwa AS telah "dengan bodohnya" memberikan miliaran dolar bantuan ke Pakistan.
Selain itu, AS juga menempatkan Pakistan dalam daftar perhatian khusus untuk pelanggaran berat kebebasan beragama.
Pakistan menolak langkah AS dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tenggat waktu yang sewenang-wenang, pernyataan sepihak dan mengubah situasi secara tidak adil kontra-produktif dalam menghadapi ancaman umum.
(ian)