Tunisia: Pengakuan Yerusalem Ibu Kota Israel Perparah Krisis Sektarian

Kamis, 07 Desember 2017 - 14:29 WIB
Tunisia: Pengakuan Yerusalem Ibu Kota Israel Perparah Krisis Sektarian
Tunisia: Pengakuan Yerusalem Ibu Kota Israel Perparah Krisis Sektarian
A A A
JAKARTA - Pemerintah Tunisia ikut mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Menteri Luar Negeri Tunisia Khemaies Jhinaoui menyatakan, keputusan Washington itu akan memperparah krisis sektarian di kawasan Timur Tengah.

Pernyataan itu disampaikan dalam sambutannya di acara Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 di kawasan Serpong, Kamis (7/12/2017). Jhinaoui menganggap pengakuan Trump telah merusak upaya damai antara Palestina dan Israel.

”Tunisia menyayangkan keputusan Presiden (Donald) Trump tadi malam yang mengumumkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan akan memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota suci. Keputusan seperti itu kami percaya akan menghambat proses perdamaian yang terjadi, dan menyeret kawasan itu lebih jauh ke ketidakstabilan,” ucap Jhinaoui.

”Hal itu juga memberikan dampak buruk terhadap umat Muslim dan Kristen, yang sama-sama menganggap penting Kota Yerusalem,” ujarnya.

Posisi Tunisia, tegas dia, tetap kuat dalam mendukung Palestina dan semua upaya yang dilakukan untuk mempromosikan penyelesaian damai di kawasan tersebut.

”Kami mendukung semua upaya untuk meyelesaikan upaya damai atas masalah Palestina berdasarkan hukum internasional dan resolusi PBB yang mengakui hak rakyat Palestina yang memiliki independensi sendiri, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya,” imbuh dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5428 seconds (0.1#10.140)