Dokumen: Berlin Ingin Seluruh Senjata Nuklir di Jerman Dihilangkan
A
A
A
BERLIN - Pihak-pihak berwenang Jerman yang melakukan negosiasi bersama pemerintahan koalisi ingin semua senjata nuklir yang ditempatkan di negara itu dihilangkan. Keinginan itu terungkap dalam dokumen kebijakan pemerintah yang dilihat Reuters hari Rabu.
Dokumen diskusi tentang kebijakan pertahanan dan luar negeri Jerman tersebut tidak menyebut Amerika Serikat (AS) secara khusus sebagai pemilik senjata nuklir. AS selama ini dilaporkan memiliki 20 hulu ledak nuklir di sebuah pangkalan militer di Buechel, Jerman barat. Namun, data resmi tak dikonfirmasi Berlin dan Washington.
Jerman merupakan anggota NATO yang berstatus negara non-nuklir. Pada tahun 2011, pemerintahan yang dipimpin Kanselir Angela Merkel itu mengumumkan rencana untuk menutup semua reaktor nuklir pada tahun 2022 setelah bencana nuklir Fukushima di Jepang.
”Di NATO, kami ingin memastikan bahwa sisa senjata nuklir di Jerman ditarik dan kami ingin menunda program modernisasi,” bunyi dokumen tersebut yang ditulis pihak Partai Konservatif, Partai Hijau dan FDP, yang dilansir Kamis (16/11/2017).
Sebelum meninggalkan kantor Gedung Putih, mantan Presiden AS Barack Obama mengumumkan rencana untuk memodernisasi bom nuklir, sistem pengiriman dan laboratorium. Sedangkan penggantinya, Donald Trump, menegaskan bahwa dia ingin memperkuat dan memperluas kemampuan senjata nuklir negaranya.
Partai Konservatif, Partai Hijau dan FDP (Free Democrat Party) berharap untuk mengakhiri diskusi eksplorasi pada hari Kamis dan melanjutkan perundingan yang tepat untuk membentuk sebuah pemerintahan.
Mereka tetap terbagi atas beberapa isu utama, termasuk imigrasi, reformasi kebijakan zona Euro dan iklim.
Dokumen diskusi tentang kebijakan pertahanan dan luar negeri Jerman tersebut tidak menyebut Amerika Serikat (AS) secara khusus sebagai pemilik senjata nuklir. AS selama ini dilaporkan memiliki 20 hulu ledak nuklir di sebuah pangkalan militer di Buechel, Jerman barat. Namun, data resmi tak dikonfirmasi Berlin dan Washington.
Jerman merupakan anggota NATO yang berstatus negara non-nuklir. Pada tahun 2011, pemerintahan yang dipimpin Kanselir Angela Merkel itu mengumumkan rencana untuk menutup semua reaktor nuklir pada tahun 2022 setelah bencana nuklir Fukushima di Jepang.
”Di NATO, kami ingin memastikan bahwa sisa senjata nuklir di Jerman ditarik dan kami ingin menunda program modernisasi,” bunyi dokumen tersebut yang ditulis pihak Partai Konservatif, Partai Hijau dan FDP, yang dilansir Kamis (16/11/2017).
Sebelum meninggalkan kantor Gedung Putih, mantan Presiden AS Barack Obama mengumumkan rencana untuk memodernisasi bom nuklir, sistem pengiriman dan laboratorium. Sedangkan penggantinya, Donald Trump, menegaskan bahwa dia ingin memperkuat dan memperluas kemampuan senjata nuklir negaranya.
Partai Konservatif, Partai Hijau dan FDP (Free Democrat Party) berharap untuk mengakhiri diskusi eksplorasi pada hari Kamis dan melanjutkan perundingan yang tepat untuk membentuk sebuah pemerintahan.
Mereka tetap terbagi atas beberapa isu utama, termasuk imigrasi, reformasi kebijakan zona Euro dan iklim.
(mas)