Surat Pangeran Charles: Yahudi Eropa Biang Masalah Besar di Timur Tengah

Senin, 13 November 2017 - 15:06 WIB
Surat Pangeran Charles: Yahudi Eropa Biang Masalah Besar di Timur Tengah
Surat Pangeran Charles: Yahudi Eropa Biang Masalah Besar di Timur Tengah
A A A
LONDON - Sebuah surat yang ditulis Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris di masa silam mengungkap bahwa masuknya orang asing dan Yahudi Eropa menjadi penyebab masalah besar di Timur Tengah. Surat itu ditulis pada tahun 1986 dan baru dipublikasikan media Inggris.

Pewaris takhta Kerajaan Inggris ini dalam suratnya mengatakan, kehadiran orang-orang asing dan Yahudi Eropa untuk memperparah konflik Arab-Israel. Dia kemudian menyuarakan harapan bahwa beberapa presiden Amerika memiliki keberanian untuk melakukan lobi terhadap komunitas Yahudi suatu hari nanti.

Surat tertanggal 24 November 1986 tersebut ditemukan di arsip publik dan dipublikasikan oleh media Inggris, Daily Mail, kemarin. Pangeran menulis surat itu setelah kunjungan resmi ke Arab Saudi, Bahrain dan Qatar dengan Putri Diana.

”Sekarang saya menghargai bahwa orang-orang Arab dan Yahudi sama-sama orang Semit,” tulis Charles.

“Ini adalah masuknya orang asing, orang Yahudi Eropa (terutama dari Polandia, merekalah) yang telah membantu menimbulkan masalah besar di Timur Tengah. Saya tahu ada banyak masalah yang kompleks, tapi bagaimana mungkin bisa mengakhiri terorisme kecuali penyebabnya dihilangkan?,” tanya Charles.

”Tentunya beberapa presiden AS harus memiliki keberanian untuk berdiri dan mengambil lobi Yahudi di AS? Saya kira, pasti naif!,” lanjut Chalres.

Editor The Jewish Chronicle, Stephen Pollard, menggambarkan komentar Charles mengejutkan.

“Bagi saya, 'lobi Yahudi' adalah salah satu tema anti-Semit yang telah bertahan selama berabad-abad. Inilah mitos; orang-orang Yahudi yang sangat berkuasa yang mengendalikan kebijakan luar negeri atau media atau bank atau apapun. Bahwa (komentar) yang datang dari pewaris takhta itu meresahkan,” kata Pollard kepada media Inggris tersebut, yang dilansir Russia Today, Senin (13/11/2017).

Juru bicara Clarence House (rumah kerajaan) mengatakan bahwa pemikiran yang diungkapkan dalam surat 1986, sebenarnya bukan pandangan Pangeran Charles sendiri.

”Surat tersebut dengan jelas menyatakan bahwa ini bukan pemikiran Pangeran sendiri mengenai urusan Arab-Israel, namun mewakili pendapat beberapa dari mereka. Dia bertemu selama kunjungannya yang ingin dia interogasi,” bunyi pernyataan pihak Clarence House.

“Pangeran Charles hanya berbagi argumen dalam korespondensi pribadi, dalam upaya untuk memperbaiki pemahamannya tentang apa yang selalu dia kenali merupakan masalah yang sangat kompleks.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3755 seconds (0.1#10.140)