RI Akan Desak Myanmar Realisasikan Komitmen Soal Krisis Rohingya
A
A
A
JAKARTA - Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN Kementerian Luar Negeri Indonesia, Chandra Widya, kemungkinan akan mendesak Myanmar untuk merealisasikan komitmennya mengenai Rohingya. Desakan ini akan dilontarkan di KTT ASEAN yang akan berlangsung pada pekan depan.
Chandra menuturkan, masalah Rohingya kemungkinan besar akan menjadi salah satu pembahasan dalam KTT ASEAN yang akan berlangsung di Filipina awal pekan depan. Jika hal ini menjadi pembahasan, maka Indonesia akan mendesak Myanmar untuk memenuhi komitmen mereka.
"Dalam pertemuan tersebut akan ada pertemuan mengenai regional issue. Saya kira ini telah menjadi persoalan yang menjadi perhatian bersama," kata Chandra saat briefing Kemlu RI pada Kamis (9/11).
"Kita akan mendorong komitmen yang telah dibuat oleh pemerintah Myanmar," sambungnya. Seperti diketahui, Indonesia telah mengajukan format 4+1 kepada Myanmar mengenai penyelesaian masalah Rohingya, yang telah diterima oleh Yangon.
Sementara itu, terkait dengan pagelaran KTT ASEAN sendiri, diketahui akan ada format baru yang diterapkan dalam pertemuan-pertemuan ASEAN, khususnya dalam pertemuan dengan mitra wicara ASEAN. Menurut Direktur Kerjasama Eksternal ASEAN Kemlu RI, Beny Siahaan Format, baru tersebut yakni pernyataan kolektif.
Benny menyatakan, format baru ini dibentuk untuk mengintensifkan pertemuan. "Jadi menghemat waktu juga. Topik yang sama tidak diulang pembahasannya jika sudah sependapat, hanya penekanan saja. Namun, tetap tidak mengurangi kepentingan mereka," ungkapnya.
Chandra menuturkan, masalah Rohingya kemungkinan besar akan menjadi salah satu pembahasan dalam KTT ASEAN yang akan berlangsung di Filipina awal pekan depan. Jika hal ini menjadi pembahasan, maka Indonesia akan mendesak Myanmar untuk memenuhi komitmen mereka.
"Dalam pertemuan tersebut akan ada pertemuan mengenai regional issue. Saya kira ini telah menjadi persoalan yang menjadi perhatian bersama," kata Chandra saat briefing Kemlu RI pada Kamis (9/11).
"Kita akan mendorong komitmen yang telah dibuat oleh pemerintah Myanmar," sambungnya. Seperti diketahui, Indonesia telah mengajukan format 4+1 kepada Myanmar mengenai penyelesaian masalah Rohingya, yang telah diterima oleh Yangon.
Sementara itu, terkait dengan pagelaran KTT ASEAN sendiri, diketahui akan ada format baru yang diterapkan dalam pertemuan-pertemuan ASEAN, khususnya dalam pertemuan dengan mitra wicara ASEAN. Menurut Direktur Kerjasama Eksternal ASEAN Kemlu RI, Beny Siahaan Format, baru tersebut yakni pernyataan kolektif.
Benny menyatakan, format baru ini dibentuk untuk mengintensifkan pertemuan. "Jadi menghemat waktu juga. Topik yang sama tidak diulang pembahasannya jika sudah sependapat, hanya penekanan saja. Namun, tetap tidak mengurangi kepentingan mereka," ungkapnya.
(esn)