Kata Khamenei, Amerika Serikat Musuh Nomor Wahid Iran
A
A
A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa negaranya tidak akan menyerah pada Amerika Serikat (AS), musuh nomor wahid yang menggunakan semua kejahatan untuk merongrong perjanjian nuklir 2015.
Komentar Khamenei muncul dalam sebuah pernyataan setelah Presiden Amerika Serikat Trump mengumbar kebijakan anti-Teheran.
“Amerika adalah musuh nomor satu bangsa kita. Kami tidak akan pernah menerima intimidasi mereka atas kesepakatan nuklir,” katanya.
“Mereka menggunakan semua kejahatan untuk menghancurkan buah dari perundingan nuklir,” lanjut Khamenei mengacu pada pakta yang juga dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) itu, dalam sebuah pertemuan dengan para pelajar di Teheran, seperti dikutip Reuters, Jumat (3/11/2017).
“Permusuhan AS terhadap Iran telah membutakan penglihatan perhitungan mereka, membuat mereka mengulangi kesalahannya,” papar Khamenei.
Awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump mengecam republik Islam tersebut sebagai ”negara teroris”. Menanggapi hal tersebut, Khamenei menyebutnya sebagai “komentar bodoh”.
Dia menyarankan agar AS menaruh dendam dan permusuhannya terhadap sebuah negara yang tak kenal lelah dan menyerah.
Trump pernah mengancam bahwa AS akan keluar secara sepihak dari kesepakatan nuklir antara Teheran dan enam negara kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China. Ancaman yang batal diwujudkan Trump itu telah dikiritik negara-negara yang ikut meneken kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.
”Kami menentang perubahan sepihak dalam kesepakatan nuklir multilateral,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Khamenei pada hari Rabu. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan hal yang sama, dengan mengatakan bahwa mengembalikan sanksi Dewan Keamanan PBB pada di Iran tidak mungkin terjadi.
Komentar Khamenei muncul dalam sebuah pernyataan setelah Presiden Amerika Serikat Trump mengumbar kebijakan anti-Teheran.
“Amerika adalah musuh nomor satu bangsa kita. Kami tidak akan pernah menerima intimidasi mereka atas kesepakatan nuklir,” katanya.
“Mereka menggunakan semua kejahatan untuk menghancurkan buah dari perundingan nuklir,” lanjut Khamenei mengacu pada pakta yang juga dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) itu, dalam sebuah pertemuan dengan para pelajar di Teheran, seperti dikutip Reuters, Jumat (3/11/2017).
“Permusuhan AS terhadap Iran telah membutakan penglihatan perhitungan mereka, membuat mereka mengulangi kesalahannya,” papar Khamenei.
Awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump mengecam republik Islam tersebut sebagai ”negara teroris”. Menanggapi hal tersebut, Khamenei menyebutnya sebagai “komentar bodoh”.
Dia menyarankan agar AS menaruh dendam dan permusuhannya terhadap sebuah negara yang tak kenal lelah dan menyerah.
Trump pernah mengancam bahwa AS akan keluar secara sepihak dari kesepakatan nuklir antara Teheran dan enam negara kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China. Ancaman yang batal diwujudkan Trump itu telah dikiritik negara-negara yang ikut meneken kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.
”Kami menentang perubahan sepihak dalam kesepakatan nuklir multilateral,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Khamenei pada hari Rabu. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan hal yang sama, dengan mengatakan bahwa mengembalikan sanksi Dewan Keamanan PBB pada di Iran tidak mungkin terjadi.
(mas)