Hong Kong Tuan Rumah Gay Games Pertama di Asia

Selasa, 31 Oktober 2017 - 16:26 WIB
Hong Kong Tuan Rumah...
Hong Kong Tuan Rumah Gay Games Pertama di Asia
A A A
HONG KONG - Hong Kong akan menjadi tuan rumah Gay Games 2022 di tengah penerimaan yang lebih luas terhadap kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, Transeksual (LGBT) di Asia. Asia selama ini dikenal sebagai kawasan yang telah lama memegang nilai-nilai konservatif dan oposisi terhadap budaya tabu.

Kota otonom China tersebut menyingkirkan kota-kota di Amerika Serikat dan Meksiko untuk menjadi kota Asia pertama yang melakukan panggung olah raga dan budaya.

Kemenangan tersebut terjadi saat gerakan hak gay di bagian lain Asia mendapatkan daya tarik tersendiri. Pengadilan konstitusional Taiwan tahun ini menyatakan bahwa pasangan sesama jenis memiliki hak untuk menikah secara sah. Keputusan ini menjadi yang pertama di wilayah tersebut.

Sebuah catatan menunjukkan sedikitnya 17 kota telah menyatakan minatnya untuk menyelenggarakan Gay Games 2022, 13 di antaranya di Amerika Serikat.

"Dampak bahwa Gay Games di kota-kota tuan rumah luar biasa dalam hal budaya, olahraga, dampak ekonomi, sejarah dan yang terpenting meningkatkan semua hal kesetaraan LGBT +," bunyi pernyataan Federasi Gay Games seperti dikutip dari Asian Correspondent, Selasa (31/10/2017).

Pesta olah raga tersebut disebut-sebut sebagai rangkaian olah raga dan budaya global LGBT terbesar. "Peserta tidak harus menjadi gay," kata panitia penyelenggara.

Pendukung pencalonan tuan rumah tersebut menggambarkan pesta olah raga tersebut sebagai kemenangan untuk status komunitas LGBT di kota tersebut.

"Ini adalah langkah maju yang besar bagi Hong Kong untuk bisa memenangkan pertandingan dunia ini dan ini juga merupakan langkah besar untuk keragaman inklusi," kata Alfred Chan, ketua Komisi Kesamaan Kesempatan Hong Kong, badan hukum yang mendukung pencalonan.

Hong Kong, koloni Inggris yang kosmopolitan, kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997 dengan formula "satu negara, dua sistem" yang menjanjikan tingkat otonomi dan kebebasan yang tinggi yang tidak dinikmati di China.

Sementara diskriminasi berdasarkan orientasi seksual adalah ilegal, pernikahan gay tidak dikenal di wilayah tersebut.

Pemerintah tidak segera menanggapi permintaan komentar.

"Saya tidak merasa ada diskriminasi. Tapi tentu saja saya tahu beberapa di luar sana (melakukannya)," kata penduduk Hong Kong berusia 46 tahun Eddie Leung.

"Karena itulah kita harus berjuang," sambung Leung, yang ikut dalam Gay Games di Sydney 15 tahun lalu

Menurut siaran pers Hong Kong pesta olah raga itu diharapkan dapat menarik lebih dari 15.000 peserta dan memberikan pemasukan ekonomi senilai USD 128,19 juta untuk ekonomi.

Daftar panjang perusahaan masuk dalam tim pendukung termasuk maskapai Cathay Pacific, perusahaan jasa keuangan Credit Suisse Hong Kong Limited dan firma hukum Linklaters LLP.

Komunitas LGBT di kota tersebut menandai sebuah kemenangan politik pada bulan September ketika sebuah pengadilan banding memutuskan bahwa seorang lesbian Inggris yang pasangannya bekerja di kota tersebut harus diberi visa pasangan.

Di daratan China, homoseksualitas tidak ilegal, meskipun negara menganggapnya sebagai gangguan jiwa sampai tahun 2001. Banyak kota besar telah mengalami gaya hidup gay, namun banyak individu gay masih menghadapi tekanan dari keluarga dan sosial untuk menikah serta memiliki anak.

Gay Games 2018 akan berlangsung di Paris mulai 4-12 Agustus, menampilkan 36 cabang olahraga, 14 acara budaya, sebuah konferensi akademis, dan hingga 15.000 peserta dari 70 negara.

Gay Games digagas oleh Tom Waddell, atlet decathlon Olimpiade, dan pertama kali diadakan di San Francisco pada tahun 1982.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0656 seconds (0.1#10.140)