Protes Kekerasan Terhadap Rohingya, Pakistan Panggil Dubes Myanmar
A
A
A
ISLAMABAD - Pakistan dilaporkan telah memanggil Duta Besar Myanmar di Islamabad, U. Win Myint untuk mengajukan protes menentang penganiayaan terhadap Muslim Rohingya.
Menteri Luar Negeri Pakistan Tehmina Janjua memanggil Win Myint untuk menyampaikan keprihatinan pemerintah dan rakyatnya atas kekerasan yang sedang berlangsung terhadap etnis Rohingya di negara bagian Rakhine.
Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri Pakistan, dalam pertemuan itu Janjua menekankan bahwa Myanmar harus mengizinkan Muslim Rohingya untuk hidup dan bergerak bebas tanpa rasa takut dan diskriminasi.
"Pakistan menuntut penyelidikan segera terhadap kekerasan baru-baru ini terhadap Muslim Rohingya dan meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam kejahatan berat ini," kata Kemlu Pakistan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (10/9).
Win Myint dalam pertemuan itu meyakinkan, kalau ia akan menyampaikan keprihatinan ini kepada pemerintahnya. Etnis
Rohingya yang digambarkan oleh PBB sebagai orang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Kekerasan baru meletus di negara bagian Rakhine hampir dua minggu yang lalu ketika pasukan keamanan melancarkan operasi melawan Rohingya.
Bangladesh, yang telah menjadi tuan rumah sekitar 400.000 pengungsi Rohingya, telah menghadapi masuknya pengungsi baru sejak operasi keamanan diluncurkan. Menurut PBB, sampai saat ini ada sekitar 27 ribu etnis Rohingnya yang mencari perlindungan di Bangladesh.
Menteri Luar Negeri Pakistan Tehmina Janjua memanggil Win Myint untuk menyampaikan keprihatinan pemerintah dan rakyatnya atas kekerasan yang sedang berlangsung terhadap etnis Rohingya di negara bagian Rakhine.
Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri Pakistan, dalam pertemuan itu Janjua menekankan bahwa Myanmar harus mengizinkan Muslim Rohingya untuk hidup dan bergerak bebas tanpa rasa takut dan diskriminasi.
"Pakistan menuntut penyelidikan segera terhadap kekerasan baru-baru ini terhadap Muslim Rohingya dan meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam kejahatan berat ini," kata Kemlu Pakistan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (10/9).
Win Myint dalam pertemuan itu meyakinkan, kalau ia akan menyampaikan keprihatinan ini kepada pemerintahnya. Etnis
Rohingya yang digambarkan oleh PBB sebagai orang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Kekerasan baru meletus di negara bagian Rakhine hampir dua minggu yang lalu ketika pasukan keamanan melancarkan operasi melawan Rohingya.
Bangladesh, yang telah menjadi tuan rumah sekitar 400.000 pengungsi Rohingya, telah menghadapi masuknya pengungsi baru sejak operasi keamanan diluncurkan. Menurut PBB, sampai saat ini ada sekitar 27 ribu etnis Rohingnya yang mencari perlindungan di Bangladesh.
(esn)