Kasar saat Pacaran, Kunci Memahami Temperamen Kim Jong-un
A
A
A
SEOUL - Ahli keamanan Korea menyatakan temperamen diktator muda Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dapat dilihat dari sikap kasarnya saat remaja. Kim dilaporkan pernah bersikap kasar terhadap pacarnya yang berusia 15 tahun saat masih sekolah.
Nam Sung Wook, mantan direktur Institute for National Security Strategy (INSS) tentang studi antar-Korea, mengungkap cerita yang dia peroleh dari pesta ulang tahun Kim saat masih remaja. Kala itu, Kim cenderung menjadi sosok pemarah.
Nam mengatakan, Kim ketika masih SMA, pernah dibujuk pacarnya untuk berhenti merokok. Tapi, respons Kim marah seperti halnya reaksinya pada para pemimpin dunia, terutama pemimpin Amerika Serikat (AS).
”Ketika Kim merokok di usia muda, pacarnya menasihatinya untuk berhenti merokok,” kata Nam dalam sebuah konferensi di Seoul hari Rabu. Dia merahasiakan identitas gadis yang jadi kekasih Kim saat remaja.
”Lalu, Kim ‘meledak-ledak’ dengan bahasa kotor, yang cukup mengejutkan baginya,” ujar Nam, seperti dilansir dari Yonhap, Kamis (7/9/2017).
”Cara kasar yang dia tampilkan membuat saya berpikir hal-hal akan menjadi rumit begitu dia menjadi 'raja' sebuah bangsa,” imbuh dia.
Nam percaya bahwa kekurangan dalam kepribadian Kim begitu parah, sehingga satu-satunya cara untuk mengatasi ketegangan di Korea adalah membuatnya tersingkir.
Dia belajar tentang latar belakang Kim dengan mengirimkan tim peneliti dari kelompok studinya pada tahun 2008 ke Bern, Swiss, di mana calon diktator Korut itu belajar di Sekolah Internasional Berne.
Nam sekarang bekerja sebagai profesor Unifikasi, Diplomasi, dan Keamanan Korea di Universitas Seoul. Dalam penelitian itu, dia diberitahu tentang temperamen Kim saat masih remaja.
”Perkembangan terakhir sebagian besar disebabkan karakter Kim yang liar,” katanya. "Jika Kim tidak tersingkir, masalah ini akan bertahan,” imbuh dia.
Korea Selatan telah membentuk sebuah unit pasukan khusus yang bertugas untuk menyingkirkan Kim Jong-un dan para pemimpin Korea Utara lainnya. Unit itu dijadwalkan akan diluncurkan pada 1 Desember dan diharapkan dapat bekerja sama dengan pasukan khusus AS yang terlibat dalam misi untuk membunuh pendiri al-Qaeda, Osama bin Laden.
Nam Sung Wook, mantan direktur Institute for National Security Strategy (INSS) tentang studi antar-Korea, mengungkap cerita yang dia peroleh dari pesta ulang tahun Kim saat masih remaja. Kala itu, Kim cenderung menjadi sosok pemarah.
Nam mengatakan, Kim ketika masih SMA, pernah dibujuk pacarnya untuk berhenti merokok. Tapi, respons Kim marah seperti halnya reaksinya pada para pemimpin dunia, terutama pemimpin Amerika Serikat (AS).
”Ketika Kim merokok di usia muda, pacarnya menasihatinya untuk berhenti merokok,” kata Nam dalam sebuah konferensi di Seoul hari Rabu. Dia merahasiakan identitas gadis yang jadi kekasih Kim saat remaja.
”Lalu, Kim ‘meledak-ledak’ dengan bahasa kotor, yang cukup mengejutkan baginya,” ujar Nam, seperti dilansir dari Yonhap, Kamis (7/9/2017).
”Cara kasar yang dia tampilkan membuat saya berpikir hal-hal akan menjadi rumit begitu dia menjadi 'raja' sebuah bangsa,” imbuh dia.
Nam percaya bahwa kekurangan dalam kepribadian Kim begitu parah, sehingga satu-satunya cara untuk mengatasi ketegangan di Korea adalah membuatnya tersingkir.
Dia belajar tentang latar belakang Kim dengan mengirimkan tim peneliti dari kelompok studinya pada tahun 2008 ke Bern, Swiss, di mana calon diktator Korut itu belajar di Sekolah Internasional Berne.
Nam sekarang bekerja sebagai profesor Unifikasi, Diplomasi, dan Keamanan Korea di Universitas Seoul. Dalam penelitian itu, dia diberitahu tentang temperamen Kim saat masih remaja.
”Perkembangan terakhir sebagian besar disebabkan karakter Kim yang liar,” katanya. "Jika Kim tidak tersingkir, masalah ini akan bertahan,” imbuh dia.
Korea Selatan telah membentuk sebuah unit pasukan khusus yang bertugas untuk menyingkirkan Kim Jong-un dan para pemimpin Korea Utara lainnya. Unit itu dijadwalkan akan diluncurkan pada 1 Desember dan diharapkan dapat bekerja sama dengan pasukan khusus AS yang terlibat dalam misi untuk membunuh pendiri al-Qaeda, Osama bin Laden.
(mas)