Turki Desak Arab Saudi Cs Cabut Tuntutan Terhadap Qatar
A
A
A
ANKARA - Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus, meminta Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya untuk mencabut 13 tuntutan yang telah dibuat terhadap Qatar. Ia mengatakan apa yang dilakukan oleh Arab Saudi dan kompatriotnya sebuah pelanggaran atas kedaulatannya.
Pernyataan Kurtulmus tersebut dikeluarkan jelang kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Teluk pada minggu depan.
"Presiden akan mendengarkan kelompok tersebut namun Kerajaan Arab Saudi harus membatalkan rencananya yang mencakup 13 tuntutan dan harus mempertimbangkannya kembali," kata Kurtulmus, .
"Sedangkan Qatar, harus mengambil sikap positif yang akan membuka jalan menuju tahap negosiasi dan Turki bisa menjadi mediator," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/7/2017).
Kurtulmus mengatakan bahwa dia yakin bahwa krisis tersebut dapat dipecahkan dan Erdogan akan berusaha membantu. Kurtulmus juga mengeluarkan peringatan terselubung kepada Uni Emirat Arab (UEA) dengan mengatakan bahwa konflik menghasilkan konflik dan hasilnya mungkin tidak dapat diprediksi.
"UEA harus menunjukkan pendirian yang mendukung perdamaian dan penyelesaian dan ini juga menjadi kepentingannya, jika tidak, setiap konflik melahirkan konflik dan tidak ada yang tahu hasilnya," katanya.
Kurtulmus menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk menutup pangkalan militernya di Qatar, di mana kontingen pasukan baru tiba pada hari Rabu, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak ditujukan kepada tetangga Qatar manapun.
Ia juga mengatakan bahwa Turki dan Qatar berencana untuk melakukan latihan militer dalam beberapa hari mendatang dan pasukan Amerika Serikat (AS) dapat bergabung dalam manuver tersebut.
Turki telah memihak Qatar dalam krisis yang dimulai bulan lalu ketika Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memberlakukan sanksi terhadap Doha. Keempat negara itu menuduh Qatar mendukung terorisme, dan menuntutnya menerima 13 tuntutan yang mencakup menutup Al Jazeera dan sebuah pangkalan militer Turki di Qatar.
Qatar membantah mendukung terorisme dan menolak tuntutan tersebut namun mengatakan bahwa pihaknya siap untuk duduk dan mendiskusikan tuduhan tersebut.
Pernyataan Kurtulmus tersebut dikeluarkan jelang kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Teluk pada minggu depan.
"Presiden akan mendengarkan kelompok tersebut namun Kerajaan Arab Saudi harus membatalkan rencananya yang mencakup 13 tuntutan dan harus mempertimbangkannya kembali," kata Kurtulmus, .
"Sedangkan Qatar, harus mengambil sikap positif yang akan membuka jalan menuju tahap negosiasi dan Turki bisa menjadi mediator," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/7/2017).
Kurtulmus mengatakan bahwa dia yakin bahwa krisis tersebut dapat dipecahkan dan Erdogan akan berusaha membantu. Kurtulmus juga mengeluarkan peringatan terselubung kepada Uni Emirat Arab (UEA) dengan mengatakan bahwa konflik menghasilkan konflik dan hasilnya mungkin tidak dapat diprediksi.
"UEA harus menunjukkan pendirian yang mendukung perdamaian dan penyelesaian dan ini juga menjadi kepentingannya, jika tidak, setiap konflik melahirkan konflik dan tidak ada yang tahu hasilnya," katanya.
Kurtulmus menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk menutup pangkalan militernya di Qatar, di mana kontingen pasukan baru tiba pada hari Rabu, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak ditujukan kepada tetangga Qatar manapun.
Ia juga mengatakan bahwa Turki dan Qatar berencana untuk melakukan latihan militer dalam beberapa hari mendatang dan pasukan Amerika Serikat (AS) dapat bergabung dalam manuver tersebut.
Turki telah memihak Qatar dalam krisis yang dimulai bulan lalu ketika Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memberlakukan sanksi terhadap Doha. Keempat negara itu menuduh Qatar mendukung terorisme, dan menuntutnya menerima 13 tuntutan yang mencakup menutup Al Jazeera dan sebuah pangkalan militer Turki di Qatar.
Qatar membantah mendukung terorisme dan menolak tuntutan tersebut namun mengatakan bahwa pihaknya siap untuk duduk dan mendiskusikan tuduhan tersebut.
(ian)