Tentara Suriah Umumkan Gencatan Senjata
A
A
A
DAMASKUS - Tentara Suriah mengatakan akan menangguhkan operasi tempur di kota selatan Deraa selama 48 jam dari Sabtu. Keputusan ini dilakukan seiring pengumuman dua upaya terpisah para mediator untuk mengadakan perundingan perdamaian baru bulan depan.
"Komando umum tentara Suriah mengatakan gencatan senjata pada siang hari diimplementasikan untuk mendukung upaya rekonsiliasi," menurut sebuah pernyataan yang kabarak oleh kantor berita pemerintah SANA seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/6/207).
Pengumuman tersebut disampaikan pada hari yang sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa pihaknya ingin memulai perundingan damai antara faksi-faksi Suriah pada 10 Juli di Jenewa. Moskow pun mengatakan bahwa pihaknya berharap untuk mengadakan pembicaraan di ibukota Kazakhstan Astana pada 4-5 Juli.
Sejak dimulainya kembali perundingan perdamaian tahun lalu, telah terjadi beberapa putaran yang diperantarai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa antara perwakilan pemberontak Suriah dan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang mengakibatkan sedikit kemajuan.
Jalur lain pembicaraan yang diperantarai oleh Rusia, sekutu kunci Assad, juga telah terjadi di Astana, Kazakhstan, sejak Januari.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email, kantor mediator khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan bahwa dia ingin mengadakan putaran ketujuh perundingan Jenewa pada bulan Juli. Putaran selanjutnya akan digelar pada bulan Agustus serta September.
Amerika Serikat (AS) menyambut baik pengumuman gencatan senjata tersebut dan meminta pemerintah Suriah untuk memenuhi komitmen gencatan senjata.
"Kami akan menilai inisiatif ini dengan hasilnya bukan kata-kata," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert dalam sebuah pernyataan.
Dia juga mendesak kelompok oposisi Suriah untuk menghentikan serangan agar memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau mereka yang membutuhkan.
Dalam lebih dari enam tahun, konflik Suriah telah menewaskan ratusan ribu orang dan mendorong lebih dari 11 juta orang pergi dari rumah mereka.
"Komando umum tentara Suriah mengatakan gencatan senjata pada siang hari diimplementasikan untuk mendukung upaya rekonsiliasi," menurut sebuah pernyataan yang kabarak oleh kantor berita pemerintah SANA seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/6/207).
Pengumuman tersebut disampaikan pada hari yang sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa pihaknya ingin memulai perundingan damai antara faksi-faksi Suriah pada 10 Juli di Jenewa. Moskow pun mengatakan bahwa pihaknya berharap untuk mengadakan pembicaraan di ibukota Kazakhstan Astana pada 4-5 Juli.
Sejak dimulainya kembali perundingan perdamaian tahun lalu, telah terjadi beberapa putaran yang diperantarai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa antara perwakilan pemberontak Suriah dan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang mengakibatkan sedikit kemajuan.
Jalur lain pembicaraan yang diperantarai oleh Rusia, sekutu kunci Assad, juga telah terjadi di Astana, Kazakhstan, sejak Januari.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email, kantor mediator khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan bahwa dia ingin mengadakan putaran ketujuh perundingan Jenewa pada bulan Juli. Putaran selanjutnya akan digelar pada bulan Agustus serta September.
Amerika Serikat (AS) menyambut baik pengumuman gencatan senjata tersebut dan meminta pemerintah Suriah untuk memenuhi komitmen gencatan senjata.
"Kami akan menilai inisiatif ini dengan hasilnya bukan kata-kata," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert dalam sebuah pernyataan.
Dia juga mendesak kelompok oposisi Suriah untuk menghentikan serangan agar memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau mereka yang membutuhkan.
Dalam lebih dari enam tahun, konflik Suriah telah menewaskan ratusan ribu orang dan mendorong lebih dari 11 juta orang pergi dari rumah mereka.
(ian)