Inggris Sebut Bashar Al-Assad Teroris

Senin, 17 April 2017 - 05:54 WIB
Inggris Sebut Bashar Al-Assad Teroris
Inggris Sebut Bashar Al-Assad Teroris
A A A
LONDON - Presiden Suriah Bashar al-Assad adalah teroris dan sekarang sudah saatnya Rusia menyadari bahwa ia secara harfiah dan metaforis beracun. Demikian yang dikatakan Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Boris Johnson.

Johnson lantas mengatakan bahwa Moskow masih mempunyai waktu untuk berada di sisi yang benar. "Assad menggunakan senjata kimia bukan hanya karena ia mengerikan dan tanpa pandang bulu. Ia juga menakutkan," katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin (17/4/2017).

“Dalam arti bahwa ia adalah dirinya arch teroris, yang telah menyebabkan haus tak terpadamkan untuk membalas dendam di mana ia tidak pernah bisa berharap untuk memerintah penduduknya lagi.

“Dia secara harfiah dan metaforis beracun, dan sekarang saatnya Rusia terbangun atas fakta itu. Mereka masih memiliki waktu untuk berada dalam argumen yang benar,” tuturnya.

Johnson secara luas dikritik karena gagal mendapatkan kembali tawaran dari G7 untuk sanksi baru terhadap tokoh-tokoh senior Rusia dan Suriah. Sanksi itu menyusul serangan senjata kimia di provinsi Idlib, Suriah, yang menewaskan puluhan orang dan menyebabkan kecaman internasional.

Namun ia mengatakan serangan kimia telah merubah sikap Barat terhadap Suriah.

“Inggris, AS dan semua sekutu utama kami satu pikiran: kami percaya bahwa ini adalah serangan ini sangat mungkin dilakukan oleh Assad, terhadap warganya sendiri, menggunakan senjata gas beracun yang dilarang hampir 100 tahun yang lalu,” katanya.

“Mari kita menghadapi kenyataan: Assad telah melekat. Dengan bantuan Rusia dan Iran, dan dengan berkat kebiadaban tak henti-hentinya, ia tidak hanya direbut kembali Aleppo. Dia telah memenangkan kembali sebagian besar 'operasional' Suriah," imbuhnya.

Johnson mengatakan sebelum serangan kimia 4 April lalu, Barat berada di ambang konsensus yang suram, namun kini telah berubah.

Konsensus akan lebih masuk akal untuk berkonsentrasi pada perang melawan militan ISIS dan enggan menerima untuk menyingkirkan Assad, meskipun pada akhirnya sangat penting menunggu ditarik keluarnya solusi politik.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6397 seconds (0.1#10.140)