Ingin Bangun 11.000 Rumah di Tanah Palestina, Israel Kian Ugal-ugalan
A
A
A
YERUSALEM - Pemerintah Israel telah menyetujui untuk membangun 153 rumah bagi warganya di wilayah Palestina di Yerusalem Timur dan 2.500 rumah di Tepi Barat. Israel kini makin ugal-ugalan dengan rencana barunya untuk membangun 11.000 rumah di Yerusalem, wilayah Palestina yang diduduki.
Pemerintah Israel mengabaikan kecaman masyarakat internasional yang dengan lantang menyebut proyek-proyek permukiman Israel ilegal. Israel semakin berani dengan rencana proyek permukimannya setelah mendapat dukung Presiden baru Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Wakil Wali Kota Yerusalem Meir Turgeman mengatakan izin proyek pembangunan permukiman di Kota Yerusalem ditangguhkan Komite Perencanaan Kota karena mendapat tekanan dari pemerintahan Barack Obama.
Tapi, setelah pemerintahan Obama lengser situasi berubah. ”Saya akan memberikan izin untuk ribuan rumah di Yerusalem dalam beberapa bulan mendatang,” kata Turgeman, seperti dikutip dari Times of Israel, Jumat (27/1/2017).
Rencana tersebut disetujui oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman. ”Kami sedang membangun dan akan terus membangun,” kata Netanyahu pada Selasa lalu, mengomentari persetujuan pembangunan ribuan rumah di wilayah pendudukan.
Palestina telah memprotes keras dan menyebut Israel melakukan “pencurian tanah dan kolonialisme”. Tindakan Israel juga dikutuk oleh PBB bersama dengan Uni Eropa.
Sebagian dari 2.500 bangunan yang disetujui untuk dibangun Israel di kota Ariel serta Givat Ze'ev, yang terletak di utara Yerusalem.
Menurut media Israel, menenatu Presiden Trump, Jared Kushner, merupakan pihak yang mensponsori proyek pemukiman Israel.
Pemerintah Israel mengabaikan kecaman masyarakat internasional yang dengan lantang menyebut proyek-proyek permukiman Israel ilegal. Israel semakin berani dengan rencana proyek permukimannya setelah mendapat dukung Presiden baru Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Wakil Wali Kota Yerusalem Meir Turgeman mengatakan izin proyek pembangunan permukiman di Kota Yerusalem ditangguhkan Komite Perencanaan Kota karena mendapat tekanan dari pemerintahan Barack Obama.
Tapi, setelah pemerintahan Obama lengser situasi berubah. ”Saya akan memberikan izin untuk ribuan rumah di Yerusalem dalam beberapa bulan mendatang,” kata Turgeman, seperti dikutip dari Times of Israel, Jumat (27/1/2017).
Rencana tersebut disetujui oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman. ”Kami sedang membangun dan akan terus membangun,” kata Netanyahu pada Selasa lalu, mengomentari persetujuan pembangunan ribuan rumah di wilayah pendudukan.
Palestina telah memprotes keras dan menyebut Israel melakukan “pencurian tanah dan kolonialisme”. Tindakan Israel juga dikutuk oleh PBB bersama dengan Uni Eropa.
Sebagian dari 2.500 bangunan yang disetujui untuk dibangun Israel di kota Ariel serta Givat Ze'ev, yang terletak di utara Yerusalem.
Menurut media Israel, menenatu Presiden Trump, Jared Kushner, merupakan pihak yang mensponsori proyek pemukiman Israel.
(mas)